Sepertinya ini sekitar tahun 2003-2004.
Saya bersama rekan-rekan di Goethe Institut Internationes Jakarta.
Saya bersama rekan-rekan di Goethe Institut Internationes Jakarta.
Jerman? Ya, nama suatu negara yang tujuh tahun lalu muncul dalam benak saya dan ayah saya. Suatu negara yang harapannya saya melanjutkan studi. Tetapi, dengan pertimbangan bahwa keilmuan yang saya harapkan akan lebih baik dipelajari di dalam negeri, akhirnya saya memutuskan untuk kelak saya berkunjung untuk kursus atau seminar kedokteran saja di sana.
Saking saya mempersiapkannya, sejak kelas 2 SMA, saya sudah memulai kursus di Goethe Institue Internationes Jakarta di bilangan Menteng, dekat sekali dengan Kanisius, almamater saya. Tinggal jalan kaki saja. Dua tahun saya menghabiskan waktu di sana, walaupun pada akhirnya saya tidak mengambil ujian Zertifikat Deutsch (ZD), masih agak menyesal sih. Tapi walaupun demikian, saya tidak menyesal bahwa telah mempelajari bahasa Jerman ini. Ya, secara garis besar, banyak membantu dalam mempelajari kedokteran, paling tidak dari bahasanya. Paling tidak dari pelafalannya, seperti roentgen (demikian penulisan yang benar, dan dilafalkan: /ruensyen/). Dan syukurnya, saya masih bisa mengingat sedikit-sedikit tentang bahasa ini.
Saya juga mempelajari budaya, walau itu terbayang dalam benak fantasi saya. Bagaimana bisa menikmati Bradwurst yang lezat, minum Bier, budaya dan suasana Eropa yang kental. Aduh, sepertinya pengalaman yang bakal menarik. Saya masih menyimpan bertandang di Jerman menjadi hal yang akan saya lakukan. Kalau pun saya tidak bisa belajar di sana, saya paling tidak harus bisa berkunjung. =) Mudah-mudahan kelak Tuhan mengizinkannya ya.
Ngomong-ngomong soal Jerman, saya jadi teringat rekan SMA saya yang bernama Frans. Ada kisah menarik. Dulu saya yang mengajaknya untuk belajar bahasa Jerman, bahkan seingat saya, saya 1 tahun lebih dulu darinya. Namun, hasilnya sungguh luar biasa! Dia yang akhirnya ke Jerman, melanjutkan studinya di sana. Hehehe, mungkin dulu tidak terbayang, namun dengan usaha keras, hal itu bukanlah mustahil. Mudah-mudahan saya bisa menyusul ke sana ya, Frans!