(In Memoriam dr. Lutfi Hamzah, Sp.BOnk)
Seketika aku terdiam
Aku berulang kali memastikan
Segala huruf yang tertera dalam pesan singkat itu
Sebuah kabar lelayu akan guru kami
Aku tak percaya, sungguh tak percaya
Langsung terbayang di benakku
Sebuah kenangan lama akan sosok itu
Ia, seorang guru
Ia, seorang penyembuh
Yang terbesit dengan cepat ialah wajahnya
Dengan kacamata dan janggut panjangnya
Ia, seorang guru
Ia, seorang penyembuh
Satu hal yang ku sesali ialah ia telah selamanya pergi
Tidak dapat lagi ku dengar siulannya lagi
Tiada lagi nyanyian-nyanyian kecilnya di sebuah pagi
Tak ada lagi wajah ramahnya meramaikan hari
Apa yang kudapati adalah sebuah sikap rendah hati
Masih ku ingat ketika ia menyempatkan waktunya
Dengan sabar, dengan peluhnya
Untuk memberi ilmu dan tauladan dengan lembut hati
Operasi demi operasi tak kenal lelah ia jalankan
Pasien demi pasien ia sapa dengan ramah
Bahkan pasien kanker yang tak ada lagi asa
Diberikannya semangat sehingga bertambahlah rasa
Namun dengan segalanya itu
Kini ia telah menunaikan tugasnya
Dan ditinggalkannya sang bima sakti
Selamat jalan guru, selamat jalan penyembuh
Engkau tetap hadir di sanubari
Sunter-Jakarta, 14 Januari 2011
Jumat, 14 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
thx uuuuuuuuuuuuu.....his our beloved father...miss him so muchhh
BalasHapusThank u so much dr. A Erick Haurissa... it means a LOT 2 me. I'm his youngest daughter, my name is Adilia Luthfi.
BalasHapuswhat a great & inspiring words.. thank you ya dr. A Erick Haurissa.. it means a lot for his family
BalasHapus@Dheeanbejo, Dila, Popy: Terima kasih atas apresiasinya. Wah ini sudah setahun beliau berpulang ya. Semoga beliau tetap berbahagia di sisiNya. :)
BalasHapus