Tujuh belas Agustusan kali ini terasa berbeda. Pertama, karena tempatnya di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, tempat saya bekerja. Kedua, karena untuk pertama kalinya sejak mungkin tujuh tahun lalu saya terakhir upacara bendera saat di Kanisius dulu. Ketiga, saya pertama kalinya upacara dengan duduk santai di tribun undangan. Hehehe....
Sebelumnya saya sudah diwanti-wanti oleh Kepala Puskesmas, dr. Didi bahwa upacara 17an harus diikuti, apalagi beliaulah ketua panitia 17an di Kecamatan Menjalin. Saya pun sudah bersiap-siap dengan batik puskesmas (soalnya tidak ada baju dinas :P) dan saya sempat mencari-cari celana kain hitam. Ternyata oh ternyata tertinggal di Pontianak. Pada akhirnyalah, saya berupacara dengan blue jeans. :D
Sambil membawa mobil ambulans untuk siaga kalau ada yang perlu dirujuk ke Puskesmas, saya pergi ke lapangan Seboro, lapangan rumah adat dan lapangan bola di Kecamatan Menjalin. Saya pikir saya akan berdiri di belakang barisan PNS. Ternyata saya disuruh untuk duduk di tribun undangan, dan tidak tanggung-tanggung, di tribun terdepan. Satu baris dengan Pak Camat, Kapolsek, Komandan Kodim, dan para isterinya. Saya sudah kepalang kagok, dan yang membuat saya senang adalah pandangan saya ke depan, dimana terlihat barisan siswa dan PNS yang bejejer di depan. Ya ampun, selama ini saya yang berdiri di depan, ternyata bisa juga duduk manis di tribun dan tidak kena terik matahari.
View lapangan |
Saya (berbaju merah), bersama Pak Camat (Pak Theotimus), Pak Kapolsek, Kepala Desa, Kepala Puskesmas dan Staf Polsek Menjalin |
Kalau mengenang upacara ini, saya memang tidak asing soal upacara. Saya sejak TK di Immanuel, saya menjadi komandan upacara. Ketika di SD Suster, "kasta" menurun dulu dari pembaca doa, dan pernah juga menjadi pembaca susunan acara upacara. Di SMP Suster saya menjadi tim rekorder pengiring mengheningkan cipta dan di kelas III menjadi komandan upacara. Saya masih ingat, tim kelas kami IIIA SMP dulu kelas kami menjadi kelas terbaik dalam lomba upacara dan saya menjadi komandan upacara terbaik. Senangnya!
Upacara memang selayaknya diikuti untuk mempertinggi kecintaan terhadap negeri ini. Tapi jangan contohi saya yang sudah tujuh tahun tidak upacara bendera hehehehe....
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: