Jumat, 16 November 2012
Ibu
Jumat, November 16, 2012
No comments
Kini aku hanya terduduk
Diiringi lantunan musik radio
Menarikan jemariku merangkai kata
Sembari menatapmu yang tengah terlelap
Aku memandangnya, seorang ibuku
Tertidur dengan oksigen di hidungnya
Dengan aneka untaian kabel di atas sanubarinya
Wajahnya memang tak seperti dulu tak berias
Tiada hapusan pensi di alis matanya
Atau jejak gulungan rambut helai rambutnya
Namun aku tetap bersyukur pada Tuhanku
Mimiknya kian hari kian bersinar
Dan relung senyum telah mampu tersimpul pada bibirnya
Walau itu adalah senyum getir palsu menahan sakitnya
Sebulan aku bersamanya
Menghabiskan waktu yang tak sedikit
Meninggalkan segala keseharianku
Aku belajar bagaimana bersamanya
Memang kusadari bahwa mungkin aku tak banyak mengingatnya di setiap peluhku
Aku mengingat ibuku dengan satu paradoks
Ia tampak begitu tegar menghadapi semuanya
Bahkan mungkin akulah yang cukup tersungkur dalam
Namun ia tetap berusaha untuk menikmati dunia dengan perkasa
Aku terbangun dalam lamunanku
Aku menunggu hari-hari esok, masa-masa kepulihannya
Ya Tuhan, biarkan yang terbaik terjadi
Namun aku masih ingin ia menikmati hari tuanya bersama cucunya kelak
Ibuku, segeralah pulih
Di samping ibuku, 26 Oktober 2012
Cardiothoracic Intensive Care Unit, NUH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: