Kala itu suatu malam
Aku berada di Taman Tribeca
Malam yang sejuk berkawankan angin sepoi
Dialuni lagu-lagu jazz yang bersahabat
Di kala itu aku sedang berkelahi
Meringkuk dengan pikiran dan nuraniku
Dengan segala serba-serbi kata
Yang terpapar riuh dalam benakku
Aku pun ricuh kepada Tuhan
Walau aku tahu segala apapun yang kudapat dariNya
Adalah sebuah hal yang disebut anugerah
Aku tak bisa melawan jaman dan takdir
Aku pun menertawai diriku dengan pilu
Hei dasar kamu bodoh, belajarlah dari apa yang kamu dapati
Tak semua orang bisa mendapat apa yang ia mau
Namun tetap itulah indah di mataNya
Akupun hanya bisa menatap rembulan sabit di atas Tribeca
Menghela segala napas yang aku punya
Aku berpikir akupun sebenarnya tak ingin merintih
Aku ingin tenang sebagaimana rembulan tanpa bintang
Akupun harus tetap seperti anak kecil di depanku
Lari kemana ia mau
Walau ia sebenarnya tak tahu
Bahwa selalu ada tangan yang menuntunnya
Aku ingin seperti itu
Tribeca Park, Central Park, Jakarta
6 Juni 2011, 18:37 waktu macintoshku yang setia
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: