Pagi yang seharusnya cerah ini tiba-tiba seketika mendung. Ya, saya menerima e-mail ini:
Dear Valued Guest,
First and foremost, we would like to take this opportunity to thank you for choosing AirAsia Indonesia.
We deeply regret to inform you that your flight QZ 8234 from Jakarta (CGK) to Ho Chi Minh City (SGN) has been cancelled effective 15th April 2013.
Ya, seketika yang terlintas di pikiran saya adalah cercaan: "WTF!".
Saya berusaha merencanakan matang-matang perjalanan backpacking dengan ibu saya ke Vietnam dan Kamboja pasca purna-PTT. Saya sudah menghitung semua, hostel, jadwal perjalanan alias itinerary-nya.
Kini tiba-tiba "hancur berantakan". Saya langsung menelepon Call Center Air Asia.
Saya: "Penerbangannya di-cancel ya?"
Petugas: "Oh ya. Tapi manajemen kami masih mengonfirmasi. Bapak telepon lagi saja lusa (karena besok libur Nyepi-ed)."
Saya: (Well... Damn...)
Gimana rasanya kalau kita harus menunggu 2 hari mengetahui ini benar atau tidak. Tapi saya ragu karena e-mail jelas-jelas ada di tangan saya! Apa saya yang terlalu gesit responsif ya? Kok bisa-bisanya saya dapat jawaban begitu?
Saya pun melewati hari dengan tak tenang. Sampai malam ini, saya penasaran dan saya menelepon lagi mencari kepastian.
Saya: "Saya penumpang QZ 8234 yang katanya dicancel?"
Petugas: "Benar sekali Bapak."
Saya: "Jadi?"
Petugas: "Jadi apa?"
Saya: (Mulai senewen) "Ya gimana nasib tiket saya?"
Petugas: "Jadi pertama bisa dimajukan tanggal penerbangannya. Kedua, dengan credit shell. Ketiga dengan refund ke rekening."
Saya: "Dimundur tanggal 14 bisa?"
Petugas: "Rute Jakarta-Ho Chi Minh tidak setiap hari Bapak. Jadi 13 yang terdekat." (Damn! 6 hari di Ho Chi Minh, serius lu?)
Saya: "Yang kedua?"
Petugas: "Itu jadi kredit di web Air Asia dan berlaku 180 hari selebihnya hangus. (Apa uang saya mau dihanguskan? - Mulai snewen). Yang ketiga direfund 30 hari kerja ke rekening Bapak. Itu juga dihitung dari transfer staf ke Bank, bukan tanggal melapor."
Saya: (Gila aja, kalau duit gw 30 hari plus plus... Kalau stafnya malas gimana, bisa bertahun-tahun.)
Saya pun akhirnya memilih opsi 2 dengan mempertimbangkan mungkin saya memilih reroute sendiri CGK-KUL-SGN dalam 2 tiket terpisah. Saya harus berputar-putar di KL LCCT kelak.
Saya amat menyayangkan dari ketiga opsi yang ada tak ada yang dirasakan membantu penumpang sama sekali. Paling nyaman adalah membantu reroute seperti di atas, karena Air Asia memiliki jaringan dan frekuensi tinggi antara CGK-KUL dan KUL-SGN. Saya terpaksa jadi mengulang dari awal. Sungguh terlalu!
Memang, saya sungguh mau tak mau menggunakan Air Asia karena memang paling murah pada rute CGK-SGN bahkan dibanding Lion Air, apalagi Vietnam Airlines. Hingga berkali-kali lipat.
Saya sendiri belajar berbesar hati. Toh ini suka dukanya backpacking bukan? Kita harus berpikir, tiada rotan akarpun jadi. Penerbangan ditundakan, cari sampai jadi.
Sungguh letihnya... Dan kini saya menunggu masuknya angka kredit shell saya di web Air Asia.
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: