Minggu, 15 Mei 2016

Awal dari Sebuah Perjalanan

Manado, Hari Raya Pentakosta, 15 Mei 2016

Jika ada yang menanyakan kepadaku, bagaimana perasaanku saat ini? Hmmm... rasanya campur aduk. Tepatnya, saya tidak bisa memberikan satu kata yang pas untuk menjawabnya. Ada rasa senang, ada rasa khawatir, ada rasa sedih. Jadi, aku tidak bisa tertawa, aku tidak bisa bermuram. Entah, apa namanya.

Perasaan ini sungguh berbeda dengan dahulu. Ya, setidaknya saya pernah merasakan dua kali saat harus jauh dari kampung halaman. Waktu perpindahan saya dari SLTP ke SMA, dan itu sudah 14 tahun yang lalu. Sudah tidak aktual, tapi saya masih mengingatnya. Saat itu, anak kecil yang baru lulus SLTP dan harus tinggal dengan tantenya di Jakarta. Dan pikiran tanpa beban, tanpa kekhawatiran. Mungkin saat itu aku hanya berpikir untuk meninggalkan teman-teman di Pontianak.

Lalu waktu pun berjalan hingga pada tahun 2012, 4 tahun yang lalu, saya memulai perjalanan PTT, masuk ke dalam daerah-terpencil-yang-saya-tidak-kenal, Menjalin. Namun saat itu, kontrak saya kepada negara hanya 1 tahun dan itu masih di Kalimantan Barat.

Dan tiba saatnya kini, saya memulai perjalanan PPDS saya di Manado, 2600an kilometer saya tempuh dari Pontianak-Jakarta-Manado. Sebuah pulau, Sulawesi, yang mungkin saja hanya bersebelahan dengan kampung halamanku di Kalimantan. Saya memulai jejak ini dengan tanpa keluarga dan kerabat dekat. Ya, memang akan ada teman-teman seangkatanku di Atma Jaya, atau sejawat lainnya yang saya kenal. Tapi rasa galau itu tetap terasa.

Namun yang tetap terutama yang saya khawatirkan adalah kedua orang tua dan adik, paling tidak untuk sampai saat ini merekalah yang patut saya amat khawatirkan. Dan, saya meminta bantuan Tuhan untuk agar tetap menjaga mereka di sana.

Dimulailah perjalanan 5 tahun ini...