Sabtu, 31 Januari 2009

Sebuah Prestasi Karena Kesempatan

Sekarang sudah malam. Tapi teve saya masih menyala, menyiarkan siaran sinetron yang tak berguna, namun cukuplah untuk menggelegarkan sepi malam. Saya? Saya masih di depan komputer.

Hari ini saya membuat progres yang lumayan, menghidupkan kembali ffindonesiaonline. Mudah-mudahan tak lagi asfiksia. Saya jadi mendapat ide untuk menulis blog ini. Judulnya seperti yang sudah tertera.

Saya jadi teringat bahwa Jumat kemarin saya pernah berkata kepada Pat. "Semua apa yang saya raih kebanyakan adalah karena kebetulan." Kebetulan di sini yang saya maksud adalah bahwa sebenarnya saya tidak terpikir akan seperti ini dan kesempatan itu datang begitu saja. Saya tidak membuat keadaan secara sengaja pada mulanya.

Saya kembali membuka portofolio yang ada di dokumen. Beberapa hal memang secara "kebetulan"- menurut saya.
  1. Ketua Osis II saat SMP. Saya tidak terpikir bahwa akan jadi ketua osis. Walaupun saya sadar saya tidak melakukan apa yang semestinya, karena situasi saat itu tidak menjanjikan apapun. Namun jabatan ini saya kenakan.
  2. Tim Indonesia di Jambore BIMP-EAGA. Saya sekonyong-konyong ditawari menjadi satu-satunya delegasi pria dari sekolah. Apakah tidak ada orang lain? Namun pengalaman jambore di Malaysia itu, sangat-sangat membekas.
  3. Juara Web CC@G. Saya lupa bagaimana urutannya. Yang jelas diajak langsung oleh Ernest untuk ikut. Hasilnya, juara satu. Saya belajar web mulai pertengahan kelas 1 SMA. Dan satu hal yang membekas adalah: hasil saya diakui. Masalah eksistensi.
  4. Pengurus Canicomp. Tahun ke-3 saya diajak untuk menjadi pengurus divisi web canicomp. Saya sebelumnya belum tergabung di canicomp. (Apa mungkin efek lomba CC@G itu?). Dan di CC Cup 2004 saya juga menjadi penanggungjawab untuk lomba web, padahal sebelumnya saya belum pernah sama sekali menjalani hal serupa.
  5. AToMA dan Senat Mahasiswa. Saya juga tidak terpikir sama sekali untuk menjabat sesuatu di kampus. Namun ada Bimantoro yang mengajak saya bergabung di AToMA, dan pda akhirnya saya menjabat Kabid di Senat Mahasiswa. Saya sama sekali belum pernah tergabung langsung dalam Senat Mahasiswa (karena tahun sebelumnya saya berkecimpung di AToMA). Dan itu datang.
  6. Menghadiri Berbagai Kegiatan Nasional. Masuknya saya ke ISMKI juga atas dasar membantu rekan dan di dalamnya banyak hal yang saya dapat mengenai dunia nasional yang lebih luas di luar FK-UAJ. Saya pun berkesempatan ke Malang, Medan, Bandung, Yogyakarta dan lainnya. Bukan sekedar jalan-jalan, namun banyak pelajaran.
  7. Entah apa lagi...

Menjadi pengurus langsung senat mahasiswa pun tanpa persiapan. Kesempatan itu datang.


Seperti kata di film Yes Man. Ketika kita mengambil sebuah kesempatan, kesempatan lain akan datang bagai domino.

Final Fantasy Indonesia Online: My Child

Final Fantasy adalah salah satu bagian dari hidup saya. Bagaimana tidak ini adalah seri game yang menemani saya hingga sekarang. Saya memainkannya dari I hingga XII.

Salah satu rasa ini saya wujudkan dalam web FFIO (ffindonesiaonline.com) alias Final Fantasy Indonesia Online. Web yang dilahirkan April 2003 ini sempat vakum di tahun keempat dan kelimanya. April 2009, FFIO akan merayakan ultah ke-6nya. Memang keadaan di RL (real life) begitu padatnya sehingga FFIO kurang diperhatikan. Ada rasa ingin yang besar untuk menghidupkan kembali web ini dan disiapkan agar bisa diserah estafetnya dan saya pun hanya bertindak sebagai supervisor saja.

FFIO kini hadir dengan wordpress menggantikan CMS lama yang saya buat. Sebelumnya sempat mau menggunakan drupal namun setelah mengalami berbagai frustasi instalasi, akhirnya menggunakan wordpress. Lumayanlah mencoba CMS baru.

Anak-anak FFIO. Aduh beberapa saya lupa nama aslinya ^^ Ada Albert, Chris, Eddo, Kevin, Bayu, Hendra, Carini, yang lain lupa >.<

Semoga FFIO bisa kembali jaya.

Minggu, 25 Januari 2009

Menjadi Unik Tidaklah Salah

Karena unik, disebutnyalah manusia.

Inilah apa yang kita sebut dengan hidup seorang manusia.
Ia berdiri dengan kakinya sendiri.
Ia bernapas dengan paru-parunya.
Ia berdetak dengan jantungnya.
Ia berpikir dengan girus-girus otaknya.

Ia takkan pernah dapat untuk memerintahkan tangannya untuk bergerak dengan jaras saraf orang lain. Ia takkan pernah dapat untuk tertawa menggunakan otot wajah orang lain.

Inilah manusia dengan kepribadian uniknya. Ia memang memiliki fisiologi yang sama. Asetilkolin (sebuah jenis neurotransmitter) yang ada sama dengan apa yang ada dengan orang lain. Begitu pula dengan asam lambung yang mencerna makanan bagi sel-selnya. Namun yang membedakan dirinya adalah masing-masing memiliki akal budi yang berbeda.

Terkadang kita berpikir, mengapa kita sulit untuk dapat menerima seseroang dalam hidup kita. Kita di sini cenderung egois dengan memberikan sawar (penahan) elektif dan protektif. Sawar ini dibentuk sedemikian rupa agar segala kerugian tidak masuk ke dalam diri kita. Anggaplah seseorang itu adalah perompak zolim, kita akan lari karena kita tak ingin dirompak olehnya.

Namun apabila sebenarnya orang tersebut tidaklah seburuk apa yang kita persepsikan. Kita adalah manusia unik yang memiliki persepsi yang berbeda pula, walau sedemikian mili adanya. Ketika kita bermasyarakat kita akan bertemu dengan berbagai kepribadian yang ada. Masing-masing ialah unik. Namun kita sendiri sering kali merasa sulit melakukan aklimatisasi dengan keadaan yang ada.

Begitu pula misalnya dengan orang yang berkeluarga atau memiliki perjanjian khusus dalam membina hubungan yang lebih mendalam. Masing-masing walau dengan aklimatisasinya yang ada, tetap harus ada sisi yang menerima keunikan itu adanya. Masing-masing tidak akan pernah dapat sepikiran, karena kita tidak satu otak dan satu batang tubuh.

Maka menjadi pribadi yang unik tidaklah salah, karena itulah kita disebut sebagai manusia. Terimalah ini adanya, kawan.

Sabtu, 24 Januari 2009

Kegiatan Kemahasiswaan: Sebuah Kerinduan

Memang saya sendiri tidak memiliki impian apapun untuk aktif dalam kegiatan organisasi ketika masuk ke dalam kampus. Organisasi siswa memang pernah saya jalani dulu yakni menjadi Ketua Osis II di SLTP Suster, masuk menjadi anggota jurnalistik di Canipress, kemudian di Canisius Science Club menjadi tutor. Tanpa tak disangka saya diminta menjadi Kepala Divisi Web, di Canicomp. Padahal saya dulu belum pernah di Canicomp dan ujug-ujug diminta di sana.

Saya dan rekan-rekan Temu Kolese.
Semua berasal dari Kanisius, Gonzaga, Loyola, Mikael, PIKA, De Britto, Mertoyudan.


Di Canicomp sendiri memang saya mendapatkan banyak hal yang terus terang belum pernah saya geluti sebelumnya! Menjadi ketua lomba web di Canisius College Cup 2004, kemudian ke Temu Kolese 2004 di dalam kontingen CC.

Ketika menjadi mahasiswa, saya sendiri berpikir untuk pensiun, ya kalau tidak sebatas anggota sajalah. Namun saya berkenalan dengan salah satu kakak kelas di CC dulu (namun kenalnya baru saat di kuliah), dan masuklah ke AToMA. Setelah berjalan dalam program magang Apprentice, saya menjadi Wakil Ketua, kemudian Ketua, dan pada tahun ketiga saya di FK-UAJ, diminta menjadi Kepala Bidang Pendidikan dan Profesi di Senat Mahasiswa. Ya sebenarnya tidak jauh beda juga, karena AToMA berkoordinasi dengan Bidang ini juga.

Saya dan rekan-rekan INTIMA 2006, AToMA. Banyak hal "real life" yang dipelajari di sini.

Kemudian saya juga bergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) yang diamanahkan menjadi Kadep Teknologi Informasi Wilayah II 08/09 (hidup saya tampaknya tidak jauh-jauh dengan hal ini). Awalnya cukup bingung, namun saya sangat bersyukur memiliki pengalaman bertemu dengan rekan-rekan sejawat seluruh Indonesia di sana. Kapan lagi bisa berelasi dengan mahasiswa FK seluruh Indonesia? Pengalaman yang tidak terlupakan. Apalagi kita bisa belajar dengan membandingkan diri kita dengan orang lain. Akhirnya kemajuan bisa ditegakkan.

Pengurus Senat Mahasiswa 2008/2009. Terima kasih untuk suka dukanya.

Saya sendiri juga bersyukur sebagai Kabidpendpro selama ini. Banyak pengalaman unik yang belum tentu saya bisa dapatkan. Paling tidak, mata semakin luas. Melihat dunia di luar sana yang tidak bisa kita lihat bila hanya terkungkung dalam kampus nan kecil.

Saat Temu Ilmiah Nasional BAPIN-ISMKI 2008, BEM-PEMA FK USU, Medan, Sumatera Utara.


Tetapi saya sudah masuk dalam grafik yang desenden. Saat regenerasi. Saya sudah memberikan amanah-amanah yang ada untuk diteruskan. Namun saya sendiri, kini, terasa cukup sepi, ya mungkin waktu kosong saya semakin lapang. Tapi rasa rindu untuk bekerja masih menyelimuti. Ingin mencari-cari lagi.

Saya sendiri tahu, bahwa tahun ini adalah tahun terakhir pre-klinik saya dan saya akan masuk ke fase klinik dalam pembelajaran saya. Saya kini mencari hal yang tepat yang bisa saya kerjakan lagi...

Men are from Mars, Women are from Venus


Buku ini adalah sekian dari buku-buku psikologi yang saya punya. Ya saya sedikit banyak menyukai psikologi, dengan berbagai wawasannya mengenai bagaimana membaca perilaku manusia dan bagaimana sebaiknya menyikapinya.

Buku ini baru saya beli di Gramedia Emporium Pluit Mall, Rabu (21/1) ini. Sekalian membeli biografi Barack Obama, saya jadi penasaran dengan inspirasi orang ini.

Buku John Gray PhD ini ingin mencoba memberi pemahaman bagi para pria agar dapat mengerti wanita, dan wanita mengerti pria. Karena terus terang, perbedaan ini seringkali membuat percekcokan di antara sebuah hubungan, baik hubungan pacaran, kerja, dan bahkan hubungan sehari-hari!

Contohnya, ketika seorang pria ingin sekali menyendiri ketika ia mendapati sebuah masalah, -itu pula yang terjadi pada saya-. Namun apa yang terjadi pada wanita? Terkadang ia terus-terus bertanya, "Apa sih yang terjadi? Bilang dong ke saya!" atau "Kok malah melarikan diri sih!" Sebenarnya bukan melarikan diri, tapi pria ingin mengatakan: "Tolong kasih saya waktu untuk berpikir. Jangan ganggu saya!"

Terkadang memang sulit untuk mengartikan dari dua bahasa manusia ini. Masing-masing memiliki dictionariumnya. Dan entah kenapa saya menemukan langsung dua buah masalah yang berkaitan dengan hal ini pada waktu-waktu belakangan ini. Lagi-lagi masalah komunikasi.

Wanita sering kali menggunakan idiomnya atau metafora atau eufemismenya. Sedangkan pria adalah orang yang bersikap dan berkata dengan lebih mengutamakan rasionalitas! Maka itulah saya sendiri pun sering kali tidak mengerti kata-kata wanita yang saya pikir, di luar rasionalitas.

Maka saya berusaha membagi buku ini dengan Pat. Moga-moga bisa menjadi jembatan yang baik.

Kamis, 22 Januari 2009

Bagai Rusa Mendambakan Air


Sebenarnya saya sendiri sudah memiliki blog di friendster. Namun karena ketidakmudahannya mengekspor ke blogspot... Ya sudahlah mungkin kelak saya akan memindahkan sedikit demi sedikit rekaman yang ada di sana.

Ini malam yang sunyi, semua sudah tidur. Hanya saya yang masih mengetik blog ini.

Sebenarnya ada satu hal yang ingin dikatakan namun saya bukan pembicara yang baik. Apa mungkin saya seorang sastrawan yang baik? Ah, tidak juga.

Ada satu hal yang mengganggu dalam semester padat ini. Apa yang selama ini dirajut kini kusut sekusut-kusutnya. Kembali lagi, tidak ada tawa dalam kampus. Tentunya hal ini membuat saya berhasrat ingin berpaling saja. Mencari kesibukan lainnya. Ya, cukup beruntung saya, masih memiliki tugas dalam menyiapkan laporan pertanggungjawaban senat mahasiswa. Namun ketika semua berakhir, saya harus melakukan apa lagi?

Tidak ada tawa. Benar. Semua tergantikan dengan muraman durja. Ingin ke rumah, toh di rumah tidak melakukan apa-apa. Ingin ke kampus, ya begitu-begitu. Ingin pergi ke luar jalan-jalan, lah sayakan mahasiswa bukan pelancong yang ingin meluangkan harinya hanya untuk jalan-jalan.

Bagaikan rusa mendambakan air.

Ah sekarang sudah mengantuk... mungkin kalau ada yang harus diceritakan. Hm, lain waktu saja. Tidur dulu....