Rabu, 15 Oktober 2008

Jelang Ujian Pediatri: Chincaw Lawra Syndrome

"I don't wanna lose you. Yes I wanna hold you. I don't wanna make you. Make you sad and make you cry..."
Oh Baby - Chincaw Lawra

Oh man, oh man. Menjelang ujian pamungkas besok, ujian pediatri II. Melihat bahan, baru bahan Batuk yang dibaca. Itu pun sekedar dibaca. Kemarin terpaksa mengakitfkan tidur REM untuk mengistirahatkan kelelahan dan penat.


Kini pagi ini ketika mengantar sepupu ke kuliah. Di GEN FM kembali diputar,


"Katakan-katakan kau sunggu. Hanya aku di dalam hatimu... Katakan-katakan kau cinta aku. Kau selamanya jadi milikku... I don't wanna lose you. Yes I wanna hold you. I don't wanna make you. Make you sad and make you cry.."


It's Chincaw Lawra. Lagunya menurut saya sendiri cukup ear-catching. Catchy banget, walau liriknya rada aneh. Tapi bibir ini terasa secara otonomik mengikuti dan membeo kata-katanya. Ah asalkan bibir saya tidak seperti chincaw lawra saja....


Memang artis yang katanya mau belajar bahasa Indonesia di Australia dan mau menjadi bintang film Hollywood ini sangat fenomenal.


Kamis, 09 Oktober 2008

3rd Day of Exam: Learning through playing

Ini hari ketiga saya ujian, Ujian Obstetri Ginekologi II di L703, Jam 12:00-12:50. Sebelumnya mungkin perlu diundur dulu....


Yak sebelumnya, saya belajar bersama rekan-rekan di Klara Asisi Lantai 4. Suatu lantai dengan kesepian dan kedurjaan. Hingga tidak ada yang menempati lantai itu setelah Patse menginvasi lokasi itu untuk pertama kali.


Saya datang ke lantai 4 dengan keinginan belajar. Baik, saya tegaskan lagi b-e-l-a-j-a-r. Namun apa yang terjadi? Saya makan, bergosip, tidur!!! Yup, sempat-sempatnya saya tidur karena terlena membaca refrat: Tumor ganas ginekologi dengan berbagai tumor yang sepertinya senang melanglang traktus genitalia wanita dari vulva, vagina, uterus, hingga ovarium. Hingga semua pun seragam dengan nama tumor, dibedakan sejenak dengan karakter jinak dan ganas, kemudian lumayan dideferensiasi dengan lokasi anatomis, namun akhirnya jaras saraf di otak saya dipusingkan dengan keterangan penampakan dan histopatologis serta staging dan gradingnya.


Baik, saya pun sempat berkelakar mengenai jenang aneh yang dipanaskan sedemikian rupa sehingga membentuk cairan-super-kental. Mungkin para ahli farmasi menyebutkan gel dengan karboksimetilselulosa, atau seorang patolog menyebutkan musin. Namun Patse pun menyantap musin jenang dengan lahap.


Debby pun kembali membuat Pri kebingungan. Debby menyebutkan dalam pesannya kepada Pri: Belajar di Lantai 4 Lukas. Bukan Klara Asisi yang ada di dalam fakta. Pri pun naik ke Gedung Lukas dan hanya menemukan sederetan ruangan tanpa cahaya, dan bertuliskan Ruangan Simulasi Operasi, Ruangan Sutura. Di manakah Debby, Eric, Andy, Patse, Hau, Dye berada? Pertanyaan yang bagus...


Selain itu kita sempatkan berbincang mengenai penggantian oli yang ternyata memiliki berbagai persepsi. Persepsi manakah yang akan saya terima?


Dan akhirnya keinginan belajar yang tertorehkan berbagai hal, dilanjutkan dengan ujian yang ya... Moga-moga bisa lulus lah. Demikian kata Patse lagi.

Rabu, 08 Oktober 2008

2nd Day of Exam: Let Serotonin Flow Like Water Does

Jadwal hari ini sebenarnya cukup membuat was-was, dua mata kuliah yang sebenarnya sangat penting. Apalagi kesper (Kesehatan Perkotaan), ketidaklulusannya akan memaksa seseorang untuk UK, karena tidak akan sempat mengulangnya di semester kelak.


Hari ini tampaknya bukanlah hari yang cerah baik dalam artian konotatif dan denotatif. Di teve, pangsa pasar panik. IHSG di BEI anjlok 10% lagi setelah Black Monday kemarin. Memang, sesuai perkiraan bahwa Black Monday akan terus menjadi Black Wednesday. Indeks Nikkei pun berduka dengan kinerja terburuk dalam 20 tahun terakhir.


Ya, ketika pikiran pun terbagi dan menyelami situasi yang ada. Ketika bagaikan pohon faktor, semua saling berkali. Tetapi memang terutama, pikiran dipusatkan pada ujian hari ini. Kesehatan Perkotaan berjalan lancar. Ilmu Penyakit Kulit Kelamin pun demikian. Dan pada akhirnya semua pikiran tercapai dalam suatu titik.

Selasa, 07 Oktober 2008

Menjelang Ujian Combo II: Long Way to Go

Melihat jadwal ujian besok menjadikan suatu pemikirian bagi saya. Melihat tanggal 8 Oktober menjadi hari Kesper dan Kulkel. Entah mengapa ketika membaca, semua begitu mengalir dan tidak ada turbulensi dan deviasi di dalamnya. Namun segala respons menjadi buta dan mati, seperti jiwa yang tetap terdahagakan. Saya pun tidak boleh berharap dengan kedaparan UAS. Namun segalanya tetap harus dilewati walau dengan kepala yang sesak dan sebuah hembusan nafas yang panjang.


Saya pun melihat bahan kulit yang sekiranya membungkus pikiran. Semoga ini tidak menjadi kelaraan dan kealpaan diri.


Saya ingin hidup dalam kepercayaan, bukan dalam ketakutan. Sebuah keinginan memang sebuah konvergensi dari apa yang dipikiran. Dan ketika perwujudannya menjadi perjalanan yang memerlukan sebuah langka. Walau itu berat.


Senin, 06 Oktober 2008

1st Day of Exam: Full of Excitement

Hari pertama ujian.


Jadwalnya: Ujian Farmasi jam 07:00-09:45 di D114 dan Oftalmologi 10:00-11:00 di L704.


Hari ini menyelesaikan proses faali tidur dengan baik dan tersadar pada pukul 05:30. Alarm sudah diset dengan lagu: Ramadhan Tiba-nya Opick. Walau sudah selesai hingar-bingar Ramadhan di bulan Syawal, suara Opick cukup lantang untuk membangunkan.


"Ramadhan Tiba, Ramadhan Tiba, Marhaban ya Ramadhan...."


Biasa bangun pagi, mandi, pake baju, berangkat nyetir.
Tapi, entah kenapa ada sensasi yang berbeda saat nyetir, apa karena ngga nyetir seminggu ya -_-! Rasanya keset tangannya.


Okay, masuk kampus, parkir di RS. Kemudian siap sedia di checkpoint, Windy Lukas. Si patse masih ricuh dengan bahannya dan membicarakan segala kegalauan... Saya masih membuka lembaran diktat farmasi untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan.


Ok, jam 7 teng. Patse ke perpus, saya ke D114. Masuk dengan sedikit cercah kegalauan jua... Masuk dan melihat soal, hanya 2 lembar dengan 2 lembaran kosong... Jreng jreng....


Serasa mendapat ledakan convetti, teori dan praktikumnya essay....! Soalnya pun memerlukan jawaban yang panjang...


a. Ilmu Farmasi diperlukan oleh seorang dokter jelaskan!
b. Apa itu resep? dan Falsafah Resep?
c. Apa saja yang perlu diperhatikan oleh dokter dalam penulisan resep... (Yang ini saya hanya bisa menbjawab 3/4 saja)
d. Apa tujuan umum dan khusus farmasi?
e. Apa itu dosis obat dan jelaskan (panjang....)
f. Apa jenis obat menurut golongan keamanan?
g. Bagaimana cara penyimpanan obat... (Yang ini cuma teringat setengah...)
h. Lupaaa....

Alhasil 4 halaman doublefolio


Jreng jreng, masuk ke praktikum... Pertanyaan pertama yang bikin pusing. Sebutkan 3 syarat neraca... Ok, dengan percaya diri. Ehm, Peka, Tepat, dan....


Dan....


Dan....


Ergh.... Damn.... LUPA!


Padahal di depan saya yang tentir Debby dengan soal yang mirip!
Tuhan, saya lupa... ya sudah mengarang bebas... Akurat


Setelah cek jawaban, harusnya... KEKAL! Betapa jauhnya antara Akurat dan Kekal.....


Belum soal berikutny yang menceritakan bagaimana pembuatan puleveres sulfa atropin, ekstrak belladona... Betapa panjangnya dari pengukuran sulfa atropin... hingga etiket. Ya, secara umum ini tidak bermasalah, tapi lumayan mialgia tulisnya >.<


Sekian dengan farmasi dan masuk ke ujian mata. Ya secara umum ga masalah sih. Namun ada yang bikin kocak pas akhir ujian ketika otak gatal untuk membahas jawaban.


Hau: Pat, bisa?
Patse: Ada yang lupa, yang hitung-hitungan...
Hau: Bukannya udah diajarin ya kemarin? Tin, lu bisa?
Martin: Bisa, jawabannya begini kan bla-bla-bla
(Patse menatap dengan raut yang terlihat tidak ria)
Patse: Tin, lu kok bisa?
Martin: Ya, iyalah.
(Trus dilanjutkan dengan bahasan lainnya.....)
Hau: Eh, ada yang nayadar nggak dengan soal fungsi air mata?
Patse: Iya, kenapa? Semuanya bener kan? E kan?
Hau: Ergh, yang keempat yang 4 bukannya aneh ya, fungsi air mata masak membasahi otot.
Patse: Ergh.... (Raut muka lebih tidak karuan)
Hau: (Menatap dengan raut swt)
Patse: Ahhhhhh.... gua tertipu! Gua salah.....!!!
(Sekonyong-konyong Debby keluar dari ruangan....)
Hau: Bisa Deb?
Debby: Ya gitu deh.
Hau: Deb,tau soal yang fungsi air mata kan?
Debby: Ya, BENER semua kan! (Dengan semangat 45)
Hau-Eric-Pri: (Menunjukkan raut SWT)
Eric: Itu kan membasahi otot
Debby: (Terdiam Sejenak) APAAAA!!! AAArrhhhhh GUA SALAH! (Heboh, tapi dengan ketawa, walau itu pedih)


Alhasil grup cewe yang setuju fungsi air mata untuk membasahi otot itu saling berpelukan bagai Teletubbies....


Setelah ujian, dilanjutkan bagi jatah Jenang (yang ternyata jamurran riikkk! tapi saya membuang bagian yang dijamuri dan tetap menikmatinya. Padahal Papanya Patse sudah tidak setuju, takut terjadi penjamuran di usus >.<)


Setelah berlalu, dan mendapat ijin dan ridho Pramanta, Patse mewujudkan keinginannya untuk nonton di PJ, I Know Who Killed Me. Yang, ya sebenarnya obsesi psikopatnya rada aneh dan tidak diceriatakn sebab muasalnya, trus munculnya stigmata antar anak kembar. Cukup menarik, walau beberapa latar belakang, terus saya pertanyakan. Hehehehe.... Dan akhirnya hari dilanjutkan dengan Apprentice di AToMA dan pulang makan dan menulis blog. Hehehehehe....


Cukup menarik hari ini.


Ya sudah, mau belajar Kesehatan Perkotaan dan Kulit kelamin. Time to study!

Jumat, 03 Oktober 2008

Converting Cylindrical Lens: Akhirnya! Setelah 1.5 Tahun Berlalu

Topik ini ngga penting buat yang lainnya. Tapi penting buat saya. Seperti mendapatkan revelation alias wahyu.


Sejak semester 4 mengambil Ilmu Penyakit Mata. Saya baru dapat pencerahan hal yang saat itu tidak-dapat-dimengerti-dengan-akal-sehat. Ya, bagaimana bisa. Salah satunya, bagaimana bisa anak semester 4 -yang masing cupu- dan masih berkutat dengan Patologi Anatomi, Patologi Klinik sudah berani-beraninya ambil Ilmu Penyakit Mata yang notabene adalah kuliah semester 8.


Ckckck.... (Patse melafalkannya dengan ce-ka-ce-ka-ce-ka)


Dan akhirnya lulus dengan nilai C. Walau sebenarnya buat saya ini kepahitan, tapi ditimpuk sama orang lain yang saat itu tidak lulus Mata. Wekekkeek


Nama hal yang membuat saya bingung itu adalah:

"Konversi Lensa Silindris pada Penderita Astigmatisme"


Saat itu cuma bermodalkan diktat.

Saat ini juga bermodalkan diktat.


Tulisan diktat.... amburadul (saya rasa tidak perlu mengundang Uthe untuk melafalkannya).
Bongkar buku om Vaughan, General Opthalmology..... NGGA ADA
Bongkar buku Ilmu Penyakit Mata dari PERDAMI.... NGGA ADA juga....


Tanya sama om google... bingung kata kuncinya. Mulai dari "astigmatism lens", "compund astugmatism", "convert cynlindrical lens"... Ngga ketemu. Tapi ujug-ujug ketemu website orang India. Hm! Ada semacam soal untuk ahli optik (optikus?). Tapi.... tidak dijelaskan cara perhitungannya.


Cari lagi ketemu e-book mengenai pemeriksaan mata. Dan...


Ta-Da!

Ada di sana! Dan...
Astagfirullah, ternyata gampang banget >.<


Jadi penyelesainnya begini:
Jika ada hasil pemeriksaan mata -0.50/-0.50x90 (Cara bacanya: lensa sferis -0.5D, lensa silindris -0.5D dengan akses 90 derajat). Maka untuk mengubah lensa silindris ke positif adalah, (dengan perhitungan jembatan keledai):
a. Tambahkan nilai dioptri dari lensa sferis dan silindris. Berarti: -0.5 + -0.5 = -1.00
b. Balik tanda nilai pada lensa silindris. Positif jadi negatif. Negatif jadi positif. Berarti: + 0.5
c. Tambahkan nilai 90 derajat pada aksis lensa silindris. Berarti: 90 + 90 = 180.


Maka (jreng-jreng)
Hasilnya -1.00/+0.50x180 derajat.


Sebenarnya ada perhitungannya dengan diagram salib (cross-diagram) tapi ngga penting kan saya uraikan di sini.....


Gila setelah 1.5 tahun berlalu, baru tahu.... Dosennya pun sepertinya tidak menjelaskan, atau mungkin saya yang tidak perhatikan... Ah, seandainya tahu dari dulu mungkin saya tidak perlu mengulang Mata di semester 7 ini...


Kamis, 02 Oktober 2008

The Pingecuela Day: Ketika Logika Bermain....

Sakit


Badan saya mengalami nyeri yang cukup merangsang otak untuk memberi sinyal: "Jangan BERGERAK!". Oh no!


Mungkin ini adalah akibat dari hidup kebabian (baca: makan-tidur-nonton-main PC, ergh, mana belajarnya?), yang dijalani selama liburan. Orang-orang lain dengan kesibukannya masing-masing, ada yang pergi jauh, ada yang memilih merumah saja, dengan kilahan "mau belajar".


Hari ini pada dasarnya tidak begitu berbeza (begitu kata orang Malaysia) dengan hari lalu. Target membaca farmasi kayaknya ahrus digeser ke hari esok. Tapi berpikir lagi, apakah saya sudah siap -sebenarnya- untuk UTS depan. Tapi kayaknya harus dipikirkan lagi deh, dengan kehidupan-yang-tampaknya-sangat-siap-menghadapi-UTS.


Kring-kring (Suara Handphone maksudnya)


Saya melihat: "Debby xL 05"
Dalam hati: (Tumben Debby nelpon. Hehehehe)


Hau: Halo?
Debby: Halo, hau?
Hau: Kenapa Deb?
Debby: Lu udah baca appendicitis (salah satu topik bahan ujian bedah-red)?
Hau: Er...... belum....
Debby: Yakin lu?
Hau: Iya deb.
Debby: Yakin lu???
Hau: Ya iyalah (Tidak ada kata "ya iya dong" sebagai pengakhir atau penegas dialog-red)
Debby: Lu udah belajar apa?
Hau: Mata, deb.
Debby: Gw baru mau baca mata malam ini, hau.
Hau: (Tak bisa berkata)
Debby: Gw mau tanya deh tentang: "Appendicitis harus dioperasi kecuali pada anak di bawah 12 tahun SEBAB bla-bla-bla"
Hau: -Cengok-
Debby: hau?
Hau: Deb, menurut logika gw sih harusnya bla-bla-bla-bla
Debby: Oh gitu.
Hau: Deb itu analisa logika gw ya (Sok pinter banget ya gw...-red)
Debby: Oooohh....


Er mungkin dengan kata "analisa logika", sepertinya tampak meyakinkan, tapi padahal, selembar kertas diktat bedah aja belum memiliki sidik jari saya.... -Jangan ditiru.


Penjelasan Judul:
Pingecuela adalah tanda-tanda kekuningan dan keabuan pada konjungtiva bulbi okuli, dimana bukan disebabkan oleh proses radang konjungtiva (konjungtivitis). Pingecuela diperkirakan disebabkan oleh paparan kronis pada kontaktan pada mata.
Penulis ingin menggambarkan hari yang tampak semu, hanya bayangan hari lalu. Seperti pingecuela yang sebenarnya bukan radang tapi memberi gambaran seperti itu. (Pasti bingung deh?)

Rabu, 01 Oktober 2008

October 1st, A Urticaria

Hari ini hari ketiga yang ditetapkan menjadi libur lebaran. Hari ini sepi walau tidak begitu suram durja. Medulla spinalis dengan jaras-jarasnya tetap menghantar impuls ke korteks serebri, walau zat protein penduduk reseptor sensorik begitu leganya mencari tempat yang dia inginkan.


Mulai dengan bangun pagi ketika tidur REM (Rapid Eye Movement) telah mencapai titik nadir. Hari ini dimulai dengan niat baik, belajar. Ya, ujian farmasi kedokteran yang-gosipnya-ujiannya-sebagian-essay-hapalan, sebuah mimpi buruk bagi penderita dementia kronika seperti saya.


Dengan kegiatan biasa yang sebenarnya tidak perlu dan tidak penting untuk ditera di blog ini. (Tak perlu saya menuliskan bagaimana sinergi kerja otot fleksor dan ekstensor lengan untuk proses suapan, bukan?).


Di mulai dengan pikiran yang sebenarnya tak cukup jernih. "Mulailah dengan belajar" Ah, apa yang ada di pikiran tidak sesuai dengan apa yang dilihat, mudah-mudahan ini bukan sebuah waham. Akhirnya saya berusaha, dengan sedikit berkilah, membuka teve dan ya, melihat program idul fitri di saluran yang ada, bolak-balik membuka Celestial atau Channel News Asia. Saluran Indonesia hanya diisi laporan kelengangan Jakarta dan hikmatnya shalat Ied. Ya, terlalu universal dan tertebak isinya. Sedangkan CNA masih bercuap-cuap kegelisahan dari insan ekonomi Amerika dengan ditolaknya RUU Bailout oleh majelis senat.


Tutup.


Saya memilih melenggang ke dapur. Melihat mungkin makanan yang dapat memberi rangsangan lebih atas sensor males-banget saya. Masak Indomie goreng 2 bungkus dan Pop mie cukup menggoda bukan?


Setelah makan, mode konsentrasi pun dihidupkan. Buka slide di komputer (yang sebenarnya di dalamnya lebih banyak godaan). Saya memilih slide oftalmologi (ilmu penyakit mata). "Anatomi dan Fisiologi Mata" (Pelajaran anak semester 2-3 seharusnya, memalukan bila anak semester 7 tidak paham). Ya dimulai dengan bulbus okuli, adneksa okuli, rongga orbita... Bukannya saya

tidak paham, tetapi entah mengapa, saya kian merasa mengantuk.


Zzzz....


Dueng Dueng


Er, sebenarnya bukan "Dueng Dueng", tapi saya tidak menemukan onomatope yang tepat untuk melukiskan bunyi nada dering penanda pesan dari telepon seluler ini. Suara cukup -sangat- keras. Ya, sengaja ditetapkan demikian, daripada nanti ada yang manyun orisnya (mulutnya, red). Apalagi dia tampaknya sudah kesal karena smsnya kerap lama -bahkan pernah tak sama sekali- saya balas, karena adanya defek pada saraf vestibulokoklearis saya. Gomen, pat.


Cukup dengan suara nada dering. Saya terbangun, melihat sms dari Pramanta yang saya minta undangan untuk game berbasiskan web, e-republik. Tetapi ketika di cek kotak mail, nihil. Nantilah saya akan beritahu Pram lagi.


Sadar bahwa slide mata belum selesai, maka saya lanjutkan dengan slide "Pemeriksaan Mata", mulai dengan Snellen Chart, Jagger Chart, Tonometri, dan lainnya. Entah kenapa terbesit di otak, untuk mengorek-ngorek FS. Saya langsung terpikir untuk mencoba mengorek teman-teman lama yang jejaknya sudah tak terdengar lagi oleh saya. Mulai dengann mengeset umur 20-22 dan sekolah di "Suster". Haha, ketemu banyak teman-teman lama, yang terus-terang saya lupa namanya. Sial, dementia kronika mulai menjadi fulminan. Ada yang saya tebak-tebak karena yang bersangkutan menggunakan nama yang aneh binti ajaib. Bagaimana bisa, nama asli saja lupa apa lagi nama gaulnya? Oh my... Tapi saya menemukan banyak nama lama, dan mudah-mudahan mereka menyetujui akun saya untuk bergabung dengan akun mereka. Ya, kalau ditolak ya, wallahualam...


Akhirnya hari pun berlanjut dengan menulis blog ini. Ah sudah lama tidak menulis blog. Tapi agak males, sepertinya blog ini kian sepi saja, dan rodent-rodent pun berkeliaran.


Catatan judul:
Urtikaria (hives, biduran, kaligata), adalah sebuah morfologi kelainan kulit dengan penonjolana yang diakibatkan vasodilatasi akibat reaksi hipersensitifitas (biasanya tipe I). Urtikaria biasanya timbul sangat cepat setelah terkena kontaktan dan akan menghilang secara perlahan di bawah 24 jam. Penulis ingin menandakan bahwa hari ini datang begitu cepat dan selesai begitu lama...