Senin, 18 April 2005

CC Fair 2005

Menjadi panitia CC Fair adalah suatu kenangan tersendiri bagi saya. Bagaimana tidak, inilah
kesempatan terakhir bagi saya untuk berpartisipasi sebagai panitia siswa dalam
acara sekolah. Setelah ini tentunya saya akan belajar ke jenjang yang lebih
tinggi.


Tentu saja menjadi panitia adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Kita harus rela dan
tahan memenuhi tugas yang diberikan dan menjaga serta berdiam di satu tempat,
sebut saja sebuah stand. Sementara yang bukan panitia paling tidak dapat
berjalan-jalan sembari menikmati acara lainnya. Namun tentu di balik itu,
keterlibatan dalam kepanitiaan memiliki kesan tersendiri bagi saya.


Sebagai panitia dalam seksi pameran ilmiah, saya mulai bekerja pada H-1, yakni pada hari Jum’at untuk mepersiapkan peralatan yang akan digunakan. Walaupun saya tiba di sekolah
pada pukul 09.00 WIB pagi, tim kami dapat mulai bekerja dengan baik pada pukul
17.00 WIB. Percaya atau tidak. Hal ini dikarenakan base camp kerja terdapat barang titipan kami yakni di ruangan OSIS mengalami fluktuasi listrik, hasilnya komputer yang kami gunakan untuk itu terus padam dan pekerjaan kami akhirnya menjadi sia-sia. Kemudian dengan bersusah payah kami meminta ijin untuk menggunakan ruangan Multimedia (sebelah kelas 3G). Mau tak mau kami harus mengangkut semua peralatan komputer ke ruangan itu. Cukup jauh. Namun masalah belum terselesaikan, lagi-lagi masalah listrik. AC dan sambungan listrik untuk
komputer tiba-tiba mati lagi. Saya pun sempat pesimis pekerjaan tidak akan
terselesaikan pada hari itu juga, padahal besok adalah hari pamerannya.


Akhirnya kami memutuskan untuk berpindah ke ruangan Laboratorium Komputer SMA.
Awalnya kami tidak diperbolehkan untuk masuk kesana workshop
kemarin yang dianggap sangat riskan. Akhirnya pekerjaan pun berlangsung hingga
mendekati pulul 22.00 WIB. Pekerjaan di laboratorium pun tidak selamanya
lancar, kami harus menghadapi proses rendering video yang sangat lama dikarenakan kurang tingginya spesifikasi komputer yang digunakan untuk rendering itu.
Video yang hanya 3-4 menit harus melalui rendering selama 1 jam. Tentunya hari itu sangat lelah.

Kelelahan tetap ditemukan di hari pameran Sabtu, 16 April 2005. Hari itu pameran sangat
terganggu karena banyaknya anak SMP yang datang dan duduk di kursi komputer dan
mengutak-atiknya sehingga terasa kacau balau. Pameran pun sepi dengan orang
luar, karena tujuan dari pameran ini adalah memperkenalkan hasil karya kita
kepada orang luar, bukan? Akhirnya pada tengah hari kami mencoba untuk
‘menarik’ orang luar dengan cara mengubah set ruangan sehingga lebih menarik
dan memebsarkan volume suara agar dapat menarik orang luar. Kami dari tim
pameran SMA, mencoba untuk mempersilakan untuk masuk ke dalam (semacam penerima
tamu). Alhasil, pameran dapat berjalan dengan baik, ditambah pula kami membagi
tugas dengan adanya panitia yang mencoba menjelaskan hasil karya kami (semacam
pemandu).


Hari kedua, kami mencoba untuk memperbaiki kesalahan kami pada hari pertama. Pameran jauh lebih baik dan ramai. Kami menganggap hari kedua ini jauh lebih berhasil. Bahkan
kami, antarpanitia, sempat bercanda, “Dibandingkan dengan stand Samsung, kita jauh lebih baik.” Tampaknya benar.


Pada hari Senin, saya sangat kecapaian. Sangat. Bahkan tidak menyangka bahwa pada hari keduanya masih terdapat Try Out. “Jalankan saja.”,pikir saya.

Digunakan untuk Laporan CC Fair 2005

Sabtu, 09 April 2005

Waktu

Dear, seseorang

Tiga tahun sudah
Kita meninggalkan ahli peran
Sebagai anak kecil yang terus berkelakar
Masa yang tiada sebentar


Tiada sekejap mata
Yang mampu menghapus segala kenangan
Yang tetap terpatri dalam jiwa
Aku dan Engkau


Enam tahun lalu
Ku tengok engkau terdiam dalam hati
Terdiam dalam kericuhan
Engkau mengalami keparadoksan hidup


Lima tahun lalu
Perubahan terjadi dalam dirimu
Keparadoksan tak lagi menyertaimu
Untunglah pikir aku


Empat tahun lalu
Alunan musik terus menyertai
Hentakan hati tidak terkuak lebar
Aku tidak tahu apa yang terjadi dalam nadiku


Tiga...
Ah aku capai menghitung
Tidak tahu lagi
Berapa masa yang harus terus kulewati
Tanpa kehadiranmu di sisiku


Kehadiranmu hanya sebatas suara dan tulisan
Secara digital kamu hadir dalam hidupku
Aku tak ingin itu
Apa daya jarak jutaan depan di depan mata


Harap aku datang ke tempatku
Sehingga kita bisa bersama kembali
Aku dapat memberikan hatiku padamu
Sematkan kerinduan dalam untaian matamu


Rasa hendak berpaling
Tuhan selalu mengatakannya
Jangan kau berpikir jauh anakKu
Kau mampu, angkatlah tangannya


Aku di sini
Masih menunggumu
Aku tidak dapat
Berhenti berharap


Jakarta 9 April 2005
Di tengah kepeningan kepala pasca pra-UAN