Jumat, 30 Maret 2007

Pada Akhirnya... Aku pun Kecewa

Ketika hari yang dulu cerah
menjadi gelap dan berdebu
Matahari yang lampaunya tertawa
kini hanya diam dan terbisu


Sejak hati telah tercoreng
ketika senyum tak lagi merekah
Sejak itu pula mata terbutakan
semua itu karena cintakah?


Melepaskan untaian tangan
kasih dan persahabatan yang lama terjalin
Melepaskan senyum yang akhirnya segan
menatap mata dan berkata maya pun berkelit


Aku pun menjadi diam dan mulai terbutakan pula
melihat dunia yang kian hitam dan gelap
Ketika putih dan hitam pun menjadi kelabu
di manakah sang kebenaran itu?


Ketika hati diam, melihat kawan
ketika hasrat damai menjadi kacau
Ketika semua kian gempar dan gelegar
pada akhirnya aku pun kecewa


*Dipersembahkan bagi dua kawan dengan problemanya masing-masing....

Senin, 19 Maret 2007

The Andy's Invitation

Hari ini adalah hari raya Nyepi alias Tahun Baru Saka bagi umat Hindu di Indonesia. bagi yang merayakan, selamat tahun baru! Hm, hari ini tidak menyepi tepatnya... Gw diundang untuk mengikuti berbagai perayaan dan menikmati akhir dari libur yang lumayan panjang, walau tidak panjang sebenarnya.


Hen Lei de Li Bai Liu
Mengapa saya katakan tidak panjang? Sabtu kemarin selain harus menghadiri rapat di Rumah Sakit Atma, saya mengikuti acara ngamen di Muara Karang. Ya, walau raga terasa letih karena harus bangkit darisejak jam 6 pagi hingga jam menunjukkan 10 malam. Mengelilingi Muara Karang memang bukan hal mudah tetapi lebih menghebohkan, nkita mengamen dengan begitu gaya dan menyanyi di depan banyak orang yang sedang bersantap. Bukan hal yang mudah. Pada hati terdalam, memang ini bukanlah cara terbaik menurut saya untuk mendapatkan kucuran dana. Masih banyak jalan menuju Roma. Yup, namun sekali lagi ini adalah kausa kebersamaan. Saya sendiri meminta maaf untuk teman-teman Retret karena hari itu adalah kali pertama saya dalam menyumbangkan suara, karena waktu saya memang amat padat dan tidak sempat untuk mengamen di malam hari. -.- Entschuldigung, Herren und Damen.... Na shi hen lei de li bai liu.... (Itu merupakan hari Sabtu yang amat meletihkan...)


Sonntag, kein Problem
Hari Minggu, tidak ada masalah... Saking tertidurnya saya, saya melewati ke Gereja... (Gomen, Tuhan...) lalu saya terbangun pukul 12 siang oleh si Jeffri yang kemarin Sabtu tidak mengatakan pasti bahwa akan bertandang ke rumah. Huehue... akhirnya dia harus menunggu di luar setengah jam akhirnya dibukakan pintu.


Hau: Lo jadi datang Jep? (Gw terkaget dari tidur)
Jeffri: Loh, loe baru bangun ya? Gw kan udah SMS loe?
Hau: SMS, Ng...
(Saya keluar dan membukakan komputer)
(Saya kembali ke kamar dan melihat HP)
Hau: Oh ada SMS dari loe Jep, -lalu saya membcakan isi pesan itu-
Jeffri: Gw udah SMS loe kan?
Hau: Loe SMS gw tadi jam 9, Jep.. Gw masih tidur... -.-!


pertemuan itu berlangsung sekitar 3 jam, hingga pukul 15:30 WIB. Si Jeffri membawa buku Basic Pathology yang mau dijual ke saya dan mengembalikan berbagai harta benda (hehehe) dan merampok beberapa file, mendownload berbagai Kings of Convenience dan majalah... Si Jeffri bergegas karena ada acara keluarga menanti.


Akhirnya... gw melanjutkan hibernasi.


Nyepi dan Party
Hari Senin tiba. Gw membaca SMS dari Andy dan memastikan bahwa makan-makan jadi di The Buffet Plaza Semanggi jam 12:00. Bergegas-bergegas. Lalu datang saudara sepupu yang akan menggunakan komputer saya. Jam sudah menunjukkan 11:00 lebih dikit. Bergegas-bergegas.


melewati rute yang sama di hari biasa.... Kopadaja 27 dan Kopami 02. Kopaja 27 hari ini lama banget datangnya.... Hampir 20 menit mungkin ada. Di Kopami 02, HP sellau bergetar-getar. Getar-getar. Pikir saya, kalau buka HP di Kopami, riskan. Akhirnya saya memutuskan untuk membaca pesan di Busway. Dengan pede, turun di depan Beos, dan mengejar Busway... 3500, cing. Di bus, saya buka HP.. dan mulai ngeq (kata pronomina dari SWT atau Sweat yang diperkenalkan Handy hari ini).


Handy menulis: Hau, kata Andy hari ini diganti ke Hanamasa MM. Di pikiran gw: Oh-my-God. OH-MY-GOD. Untungnya gw baru sampai Olimo. Bagaimana kalau sampai di Semanggi? Meningingat kocek saya, tinggal 3000 perak di kantong. Soalnya hari ini saya tidak banyak membawa uang, pikir sudah cukup sampai ke Semanggi dan baru tarik tunai di sana....


Akhirnya gw harus melewati halte Olimo ke arah Kota, kembali ke Kota dan naik 02 lagi... Alhasil gw mengeluarkan 5500 dengan tanpa hasil... -.-!


Di Hanamasa kembali menyemangati saya... soalnya hitung2 belum pernah menginjakkan kaki ke restoran berlambang sapi (oposisi dari PDI-P?). Soalnya sehari2, Hanamasa hanya menjadi guyonan untuk traktiran yang super mewah. Memang mewah, 70.000++ bisa keluar dari kocek.


Dsc01388Makan-makan tiba, makan daging, salad, menikmati enaknya Thai Iced Tea (mirip Teh Tarik di Malaysia). Lama banget di Hanamasa, dari 12:30 sampai 17:00. ya hitung-hitung sampai 2-3 tamu disamping sudah berganti orang. Selain itu menunggu Debby dan SW yang menyusul untuk ambil bagian.


Si Debby yang berpakaian feminim hari ini (Loe jadi cewek hari ini, Deb? Wakakak). Lalu yang gw heran, kita mau bikin kejutan buat Andy. Ya kue lah untuk tiup lilin. Tetapi dengan santainya Debby dan SW menjawab telponan Andy.


Andy: Deb, loe di mana?
Debby: Di Bread Talk, di.
Handy dan Hau: Si Debby... Rrrr...


Akhirnya SW dan Debby muncul dan makan-makan dilanjutkan terus. Sampai gaster saya pun akhirnya meminta berhenti. Lalu timbul wacana, nonton yuk. Nonton 300 di MM. Film tinggal 10 menit dan ketika lihat pemesanan tiket, wush.... Kuris berlima hanya tinggal di lajur K alias paling depan. Tapi kita mengiyakan saja, sampai Mbak Twenty-one sekali lagi bertanya: Paling depan loh Pak?


Menikmati film paling depan, dan menonton dengan mendongak. Agak pegel, memang. Tapi filmnya bagus banget... dan banyak bloody hell. Tapi gw terpukau dengan filsafat yang diajarkan... Walau dengan jumlah yang sedikit, namun bisa mengalahkan berbagai hal besar dengan strategi, semangat dan kebersamaan yang kokoh. Walaupun pada akhirnya kita gagal, namun selama itu dilakukan dengan teguh hati, nisacaya semua tidak akan sia-sia, dan kisah masa lalu itu akan berbuah kemenangan di generasi yang akan datang. Tidak ada yang sia-sia dari kerja keras.


Tidak ada yang sia-sia dari kerja keras.


Kamis, 08 Maret 2007

Semester 4 dan... AToMA 2007-2008

Hari ini adalah hari pertama di Semester 4... semester yang mulai patologis. Ya memang, patologis. karena inilah gw masuk ke departemen Patologi Klinik (Klinpat), Patologi Anatomi... Selain itu ada Metodologi Penelitian, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Gizi, dan Fisiologi III.


Hari ini baru masuk di Ilmu Gizi dan Fisiologi III. Di Gizi agak membosankan karena bahannya mirip sekali dengan Kimia Kedokteran dan Biokimia... T_T


Ya sudahlah....


Siang atau sorenya mengadakan rapat super penting yaitu evaluasi WonDER, kemudian penentuan pengurus AToMA 2007-2008. Pengurus yang kali ini cukup palngsng dan agak obsitas di bagian anggota. ^^ Ya, semoga di AToMA tahun ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.


Welcome to "Technological Support for Medical Education"

Jumat, 02 Maret 2007

Haurissa di Deviantart

Akhirnya gw meng-upload beberapa karya digital ke Deviantart. Yup, akhirnya setelah beberapa lama kepingin. Beberapa koleksi sudah dipakai di kampus seperti nametag, poster, ada beberapa pamflet.


Kalo ada waktu, sila berkunjung di Deviant ArtL http://haurissa.deviantart.com


It's fun for art.

Kamis, 01 Maret 2007

Berhati Kedokteran

Ilmu kedokteran, suatu ilmu yang penuh resiko sebenarnya. Ilmu yang berat dan perlu ketekunan ekstra dibandingkan ketika kita mempelajari ilmu lainnya. Sekali lagi untuk ke sekian kalinya saya katakan di blog ini, kedokteran itu berat.


Terlatih Hati dan Kebersamaan


Namun seberat-beratnya kedokteran, di sinilah kita seharusnya terlatih untuk memiliki hati. Seberat-beratnya kedokteran, apakah kita masih bisa menggunakan hati dan memperhatikan lingkungan sekitar? Ilmu kedokteran dan pendidikannya berpotensi besar untuk meningkatkan intensitas ego individu semakin tinggi dan pada akhirnya akan meninggalkan sesuatu yang bernama kebersamaan.


Walaupun dalam masa orientasi (maha)siswa, dikoar-koarkan "Kita sebagai kolega harus selalu bersama", tampaknya hanya menjadi wacana sekian hari pasca orientasi. Orientasi yang untuk sekejap. Setelahnya semakin pudar dan lenyap.


Kedokteran adalah profesi luhur, tidak banyak profesi seperti ini selain dokter, notaris, pengacara, pastur. (Bertens & Gunawan, 2004, Diktat Etika dan Hukum Kedokteran). Profesi yang berhubungan dengan manusia apapun. Bisakah kita berhubungan dengan manusia tanpa hati? Bisa, namun kita kelak hanyalah substansi robotik yang cukup mengambil data "eritema kronik migran" atau "relapsing fever" dari basis data penyakit bakterial, kemudian meliriskan berbagai perawatan dari basis data lain pula. Sebuah algoritma kaku dan kita hanya robot.


Memang mungkin algoritma kaku bisa terjadi pada kasus penyakit puskesmas (pusing, sakit kepala, masuk angin) -yang padahal sebenarnya hal simtomatik, bukan penyakit.


Tetapi ketika kita mulai berpikir dengan diagnosa kita pada seorang anak 10 tahun dengan obesitas, sakit jantung, timbul luka pada badan, kemudian ada pilihan untuk mastektomi. Apakah kita akan secepat itu melakukan operasi mastektomi? Pada anak 10 tahun? Walaupun memang ada pilihan itu, apakah kita yakin? Ketika kita memiliki hati dan menunda mastektomi dan berpikir lebih jauh, ternyata ini adalah Sindroma Cushing yang disebabkan tumor di otak di dekat daerah sinus kavernosus. (House MD, episode 16, "Heavy"). Beranikah dokter memiliki hati?


Dokter Berpikir


Berpikir sebenarnya adalah sifat dasar manusia, itulah yang membedakan kita dengan rekan-rekan lain seperti Felis domestica (Kucing, daat sebagai penyebab dari Toksokariasis hingga Oksiuriasis), hingga Paragonimus westermanii (salah satu anggoata cacing daun).


Namun akanakah kita terus berpikir hanya mengenai ilmu kedokteran saja? Mungkin inilah yang selalu tertanam dalam benak para mahasiswa kedokteran yang terlalu sering menghabiskan waktunya di depan buku teks tebal, Sherwood's Human Physiology, misalnya. Dalam pikirannya mungkin hanya akan tertanam "kedokteran, kedokteran". Sehingga tiada lagi spasi yang bisa untuk berpikir lainnya. Belajar yang begitu terpadatkannya, mengubah diri seseorang.


Berikanlah tempat untuk berpikir luas, masa depan masih panjang, dan kita tidak menghabiskan hidup hanya untuk kedokteran saja. Tidakkah kita memiliki kehidupan yang akbar?