Kala diri ini lemah
Kala diri ini penuh lara
Kala diri ini berakar dera
Kala diri tak lagi cerah
Hanya dapat diri menatap cakrawala
Cakap tanpa menala
Menatap terang sang surya
Tanpa mulut tiada daya
Sapa air laut biru
Tak lain hanya deru
Kepada siapa kini diri
Rusakkah semua alam
Hingga tiada satupun
Mampu memberi kata
Mereka diam tanpa bisik
Ingin diri menelisik
Hai kamu manusia
Kami bukanlah apa yang kau cari
Hidup tak pelik seperti yang kau kira
Kami bukan yang kau cari
Bukan? Siapa?
Hampakah hidup sehingga demikian buruknya?
Inilah ketika diri mendapatkannya
Diri seorang diri hilang
Termakan kekosongan bumi
Hancur!
Namun diri mendapati
Sebuah tangan bukan diri
Akhirnya yang dapat berkata dengan diri
”Kita sahabat bukan?”
Diperuntukkan
khusus untuk teman sejawatku semua. Dyana, Nicky, Andy, Handy, Yulius, Debby,
Erick. You’re great. Thanks for the memory today.
Dituliskan di Jakarta, 24 Mei 2006
Di kala mendungnya Sunter, kota Jakarta 19:24 WIB
Catatan: 25 Januari 2009, dikala memindahkan isi blog ke blogspot ini... Ini menjadi catatan saya atas perjalanan kita selama ini, guys. Entah kenapa saya memiliki hasrat yang tinggi kita bisa tertawa seperti dahulu kala... Saya hanya bisa termenung dan mengingat kejadian dahulu ketika tawa tetaplah tawa.
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: