Aku terbangun dalam pecahan
Menoleh ke ribaan tanah
Aku melihatku luluh darah
Tubuh tergeletak tanpa nyawa
Aku mati
 Tak urung pikiranku tertuju
Kau telah tunggu di ujung
Merasah desah kalbu
Sayang,
Aku mati
 Berkas putih lembar lara
Tangan terima pasrah
Aku sungguh tak mau kau berlinang
Aku mati
 Pusara lara duka senja
Taburan kemboja lirih
Aku pergi menghadap bapa
Aku mati
 Tak tahan aku melihatmu
Aku pun mau bersamamu
Bererita segala dunia
Tapi dunia siapa?
 Kerjaku mengasah asa
Melihat jauh pada masa
Aku lihat dirimu!
Dari ujung
Aku hidup, sayang
 Sunter - Jakarta
8 Juni 2006, 16:17 WIB
*Inspirasi ini tiba-tiba terbesit ketika gw melihat video opening dari sebuah sinetron. Ah, jadinya ada gunanya sinetron buat gw.





Seorang dokter umum yang meminati Ilmu Penyakit Dalam dan Kardiologi, Kanisian, poliglot (kini sedang memperdalam Bahasa Korea), pecinta jalan-jalan, pecinta sejarah.



0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: