Kita bermula dari sebuah impian
Idealisme meraih masa depan
Ketika kita masih berbeda
Hanya dieratkan dengan cita-cita
Apapun argumentasi yang menuntut kita berkumpul
Kita tetap mengetahui siapa rekan kita
Dari mana, kapan, dan di mana
Dan kita pun mengikrarkan satu kawan
Masa awal yang sukar dilewati pedih
Namun senyum haru tetap kita lewati
Tertawa dan canda dalam awal masa
Ketika itu hati kita masih putih
Alangkah pilu masa sulit kita lewati
Sanubari tersakiti dan terkoyak
Ikrar pun hanya menjadi angin
Terbang dan entah apakah akan kembali
Kita pun melewati hari tak sama lagi
Dalam satu naungan kita hanya mendengar
Menatap dan menyapapun
Kita tak sanggup lagi melakukannya
Kini kita telah berbaju putih
Memegang hidup dan nyawa
Dengan hidup masing-masing
Masihkah kita berharap sang angin akan kembali
Membawa kembali ikrar kita
Angin kembalilah
Labkom, 21 Januari 2008
Di tengah ricuhnya STROMA
Puisi ini dipersembahkan khusus bagi rekan-rekan saya di FK Unika Atma Jaya: Handy, Andy, Nicky, Dye, Debby, Eric, Pri
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: