Jumat, 02 Mei 2008

Spesialisiasi: Terlalu dinikah untuk dibicarakan?

Sebuah retorika atau mungkin sebuah prasangka yang masih tak cukup memadai ketika kita (baca: mahasiswa fakultas kedokteran) diberikan pertanyaan:


Ingin menjadi (dokter) spesialis apakah Anda kelak?



Ini bagaikan sebuah simile ketika kita ditanyakan pula saat kita menjejakkan diri sebagai siswa SLTP atau SLTA: Apakah cita-citamu?


Menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran dengan strata 1, sudah jelas, artinya kita akan menjadi Dokter dengan gelar dr. di depan atau setidaknya S.Ked di belakang, yang akhirnya sang S.Ked tergeser tragis ketika dr. menjadi pionir di depan nama.


Kita bercita-cita menjadi dokter umum. Ya, dokter umum. Tetapi entah mengapa kini banyak yang mengatakan, lebih baik spesialisasi saja. Oh ya? Mengapa? Konon, katanya akan lebih terjamin masa depan.


Benarkah demikian? Padahal hendaknya, dokter umum adalah orang yang lebih depan dari dokter spesialis! Dokter umum adalah dokter pertama yang berkomunikasi dengan pasien, sebelum pasien bertemu dengan dokter spesialis dan konsulen.
Bila semua dokter umum menjadi dokter spesialis, akan kemanakah kita?


Yang saya truliskan adalah sebuah keadaan yang selayaknya terjadi. Tetapi lihatlah masyarakat (terutama yang mampu), biasanya langsung bertandang ke dokter spesialis walaupun itu hanya rhinitis akut ringan yang sebenarnya bisa sembuh sendiri dengan sistem immun kita. Sistem rujukan pun menjadi kacau balau.


Ketika ditanya spesialis apakah yang hendak saya ambil, saya pun hanya bisa berkata "belum tahu". Terlalu dinikah? Atau memang belum ada sesuatu yang dapat menarik minat saya? Tidak juga sebenarnya. Interna, neurologi, radiologi sedikit memberi kontribusi dalam kepala saya. Namun obstetri ginekologi kurang memberikan ketertarikan. Bidang yang cukup aneh, Med.Ed alias Pendidikan Kedokteran sedikit memberikan minat juga. Mungkin orang pun hanya terkekeh miris bila mendengarnya. Saya sendiri masih membentangkan lensa objektif dalam diri untuk memandang dunia yang lebih luas, tidak sesempit daun kelor. Dunia tidak brevis (pendek, red) bung!

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: