Sabtu, 14 Januari 2012

2012: Lagi-lagi Menyoal Masa Depan



Tulisan ini tiba-tiba terpikirkan saat saya menunggu penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Menunggu 5 jam! Walau ini sempat membuat orang rumah dan rekan-rekan lain bergidik, hal ini tetap membuat saya tak bergeming. Mungkin kata akan menunggu sampai mati kebosanan. Namun untungnya, selama baterai Mac masih menyala dan ada benda tak nyata yang disebut wi-fi, saya masih bisa tidak kehilangan gaya. =D

Sesuai dengan judul tulisan ini, Lagi-lagi Menyoal Masa Depan. Yup, mungkin judul atau tema ini sudah menjadi duplikasi dalam blog saya. Entah bagaimana, saya terus menerus mencecarkan isi kepala saya dengan ini. Saya selalu merasa galau, kata anak muda jaman sekarang (Sekarang sudah jadi om-om hampir setengah abad, hehehe).

Tahun 2012 ini agaknya dan seyogyanya menjadi tahun batu pijakan alias milestone bagi saya. Hm, bagaimana tidak. Saya sudah lulus dokter pada Oktober tahun lalu. STR pun sudah di tangan. Artinya, saya sudah siap bekerja sebagai dokter umum.

Seperti yang sudah pernah saya sebutkan juga, saya mendapat banyak pertanyaan kalau bertemu handai taulan atau siapapun, teman SMA, atau lainnya. Mungkin hanya teman-teman senasib (baca: anak fakultas kedokteran yang baru lulus) yang dapat mengerti saya.

Kamu kerja di mana? Kamu mau spesialis apa? Kamu sudah ada pacar belum, kapan kawin?
 Haish.

Kalau ditanya bekerja, saya akan menyebutkan saya bekerja di salah satu website kesehatan sebagai editor medis. Dan memang sudah dapat saya tebak, mereka akan bergidik untuk kedua kalinya. Apa yang dipikirkan orang selama ini, buka praktek dokter sendiri? Kerja di Rumah Sakit? Oh tidak, mereka tidak tahu betapa modal yang perlu dihitung, berapa kontrak yang harus diteken saat kerja di Rumah Sakit. Ya, saya memilih ini agar saya juga bisa ada kesempatan PTT di daerah tahun ini.

Mungkin saya terlihat seperti pengangguran. Banyak di rumah. Menggantungkan jas snelli dan stetoskop. Saya agak enggan kalau menjaga klinik 24 jam. Kurang memiliki passion dalam hal ini. Walau demikian saya juga menyingsingkan snelli di kala bakti sosial atau kegiatan tentatif lainnya.

Untuk tahun 2012, saya berpikir untuk PTT dan kemudian jika ada kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Pendidikan kedokteran tidak semudah kita masuk universitas biasanya. Memerlukan banyak faktor. Saya pun tengah menabung berbagai faktor tersebut. Dan, mudah-mudahan tabungan itu akan membuahkan sesuatu kelak.

Dan pertanyaan terakhir pun sebenarnya sedikit banyak menghantui saya. Dan semoga pada tahun ini ada secercah harapan. Mudah-mudahan :)

Ya, demikianlah hidup seorang dokter. Saya terus belajar untuk mengurangi keluhan, kembali menapak dengan pasti. Tuhan, mohon bimbinganMu...

Hanya sedikit manusia,yang bisa tidak mengeluh,setelah lulus dari fakultas favorit dengan ujian masuk tersulit,tapi masih dianggap tidak kompeten dan masih harus melalui berbagai pembuktian kompetensi yang bukan hanya menghabiskan waktu yang tidak sebentar,tapi juga biaya yang tidak sedikit,sementara teman-teman smanya dulu yang memilih jurusan yang ujian masuknya lebih mudah,sudah bekerja dan bisa dibilang lebih mapan. (Dari sebuah tulisan di Kaskus) 

1 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

  1. Hau.. bagus ya sdh jauh lebih berkembang dalam hal mentalitas dibanding dulu ketemu di Forum KG bertahun lalu (meski satu almamater sebetulnya hehe). Saya percaya dengan mentalitas Hau, dengan penghargaan dan kepercayaan terhadap hal-hal yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain, suatu saat Hau pasti akan sukses. Definisi sukses kadang bisa berbeda untuk masing-masing orang. Tetap semangat dan senantiasa bertahan dalam pikiran positif Hau :).

    BalasHapus

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: