Senin, 20 Agustus 2012

Memimpikan Sushi

Ya, saya tidak tahu apa yang terjadi pagi ini. Entah mimpi jenis apa yang terjadi.
Saya terbangun dengan perasaan yang tidak seperti biasa.
Saya tersadar, dengan mulut yang begitu kering dan pahit, layaknya orang yang kelaparan.

Saya beranjak duduk dan tiba-tiba terlintas.
Ya ampun, saya baru bermimpi.
Mimpi yang cukup aneh, bermimpi bersantapkan sushi.
Menikmati nikmat pedasnya wasabi bercampur soyu.
Renyahnya kulit salmon.
Gurihnya unagi.
Serunya menggerogoti edamame.

Memang sudah hampir enam bulan saya tidak menyantap sushi.
Saya masih ingat, ketika di Jakarta, di depan meja sushi inilah saya tak jarang menghabiskan waktu.
Ketika masa galau tiba, ketika menyantap sushi, kegalauan terasa sirna.
Di depan meja sushi pula segala kisah kasih bertaut.
Di depan meja sushi all-you-can-eat juga banyak canda dan tawa bersama kawan di Jakarta.

Saya merindukan Sushi.
Saya merindukan Jakarta.



Untuk semua kawan makan sushi saya.
Ellen, Stevani, Teteh Ester, Handy, Julius, Rifky, Andy, Nicky, Eric, Debby, Patsy, Bim2, Ninu.

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: