Selasa, 05 Mei 2009

Penatalaksanaan Influensa A H1N1 (Bag 1 - Untuk Anak-Anak)

Walaupun hingga saat ini, tidak terdapat data yang mencukupi untuk menetapkan siapa saja yang rentan terhadap influensa A H1N1 (flu babi), namun kita dapat merujuk kepada siapa saja yang rentan terhadap flu musiman. Hal ini sudah dilontarkan oleh CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit). Menurut CDC, beberapa pihak yang diduga rentan terkena influensa A H1N1 adalah: kanak-kanak, wanita hamil, wanita yang baru melahirkan, dan orang dengan infeksi HIV.


#1 Kanak-Kanak


Dalam situs mereka, CDC melaporkan bahwa hingga kini masih sangat sedikit influensa A H1N1 yang menyerang kanak-kanak. Namun, seperti yang kita sudah ketahui, flu musiman dan pandemi yang lalu sangat rentan pada kanak-kanak terutama balita dan yang sedang mengidap penyakit berat.


Menurut Tim Uyeki, ahli influensa CDC, kebanyakan kasus influensa A H1N1 di Amerika Serikat dilaporkan menyerang anak di bawah 18 tahun. Dan ini akan menjadi keadaan yang tidak baik bagi populasi kanak-kanak.

Tatalaksana yang direkomendasikan untuk anak-anak di atas 1 tahun adalah:


  • Bagi yang sudah dipastikan atau diduga terinfeksi influensa A H1N1, direkomendasikan untuk diterapi dengan obat antivirus, oseltamivir atau zanamivir. Terapi antivirus ini harus segera diberikan segera saat awal mula gejala. (Untuk kasus dapat kunjungi www.cdc.gov/h1n1flu/casedef_swineflu.htm)
  • Lamanya terapi direkomendasikan selama 5 hari, namun dapat saja berubah tergantung pada keampuhan antivirus, efek samping. Dosis yang diberikan sama dengan dosis antivirus untuk flu musiman. Untuk dosis dapat ditelusuri di http://www.cdc.gov/h1n1flu/childrentreatment.htm
  • Untuk anak-anak di atas 1 tahun, yang diduga terinfeksi, terutama yang juga memiliki penyakit berat, pengobatan antivirus secara empirik direkomendasikan.

Bagaimana pada kanak-kanak yang berusia di bawah 1 tahun? Hingga kini, oseltamivir tidak diijinkan untuk digunakan pada anak-anak di bawah 1 tahun untuk praktik biasa. Namun, karena pada bayi memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi terhadap influensa, CDC melaporkan bahwa bayi yang teinfeksi influensa A H1N1 mendapatkan hasil yang baik dengan pengobatan oseltamivir. EUA atau otoritas penggunaan darurat oleh FDA (BPOM Amerika Serikat) telah mengijinkan penggunaan oseltamivir untuk anak-anak di bawah 1 tahun.


Dosis yang diijinkan untuk bayi adalah:
  • di bawah 3 bulan = oseltamivir 12 2x sehari
  • 3-5 bulan = oseltamivir 20 mg 2x sehari
  • 6-11 bulan = oseltamivir 25 mg 2x sehari


Untuk penurun panas, CDC menyarankan:

  • jangan meresepkan aspirin atau obat lain yang mengandung aspirin untuk kasus yang dipastikan dan diduga untuk influensa A H1N1 pada anak-anak di bawah 18 tahun untuk mencegah sindroma Reye.
  • Untuk menggantikannya, maka dapat digunakan asetaminofen atau obat antiradang bukan steroid (NSAID).

Untuk pengobatan pencegahan atau kemoprofilaksis dapat diterapkan pada:
  • Anak-anak dengan kontak terhadap kasus H1N1 yang dipastikan, dimungkinkan, atau diduga.
  • Anak sekolah yang memiliki risiko tinggi dan mengalami kontak muka ke muka pada orang dengan kasus H1N1 yang dipastikan, dimungkinkan, atau diduga.
  • Anak-anak yang baru saja dari Meksiko dan memiliki risiko tinggi terhadap komplikasi influensa.
  • Anak-anak dengan kondisi medis yang kronis.

Terapi kemoprofilaksis yang disarankan CDC adalah:
  • Anak-anak di atas 1 tahun, terapi dengan oseltamivir atau zanamivir
  • Anak-anak 3-11 bulan, oseltamivir dapat digunakan atas dasar EUA dengan dosis 20 mg 1x sehari untuk usia 3-5 bulan; 25 mg 1x sehari untuk usia 6-11 bulan
  • Anak-anak di bawah 3 bulan, kemoprofilaksis tidak disarankan, namun dapat diberikan bila kasus kritis.

Kemoprofilaksis diberikan pada periode waktu yang memungkinkan terkena infeksi dan dilanjutkan hingga 10 hari setelah kasus infeksi terakhir ditemukan.


Bagaimana dengan anak-anak dengan keadaan khusus? Seperti pada flu musiman, kanak-kanak tertentu ada yang memiliki risiko lebih tinggi. Pada penelitian terbaru, disebutkan hampir separuh anak-anak yang meninggal karena influensa, banyak juga dipengaruhi oleh kondisi medis lainnya. Kondisi ini termasuk penurunan immun tubuh, penyakit ginjal kronis, penyakit ajntung, HIV dan AIDS, diabetes, asma atau masalah pada paru-paru, penyakit sel sabit, dan kondisi neurologis kronis, cerebral palsy, dan gangguan kejang.


Kelompok yang rentan lainnya adalah anak dengan gizi buruk atau gangguan konsumsi cairan karena muntah dan diare panjang, dan juga anak-anak dengan gangguan metabolisme lainnya. Anak-anak ini harus dipantau apakah ada gejala-gejala influensa.


Referensi
Treatment of H1N1 Influenza A (Swine Flu) in High-Risk Populations: Guidance for Clinicians



2 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

  1. bagian 2nya mana, Pak?? ^^

    BalasHapus
  2. Seroflo 250 Inhaler can help forestall the beginning of an asthma assault on the off chance that it is taken before exercise or openness to certain triggers. These may incorporate house dust, dust, pets, and tobacco smoke. This medication will permit you to practice all the more openly without agonizing over getting side effects, for example, wheezing, hacking, and windedness.

    BalasHapus

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: