Kamis, 18 Maret 2010

Rekan Jaga Malam

Sepertinya saya belum pernah cerita soal jaga malam di sini. Jaga malam sebenarnya adalah keseharian yang menjadi rutinitas para koas. Ada yang dua hari sekali hingga empat hari sekali. Tiap kali jaga ada yang seorang diri dan ada pula yang sepuluh orang bersama.

Memang jaga malam seyogyanya dalam ketentuan akademiknya, kita belajar lebih banyak, saat berinteraksi dengan pasien yang lebih intens, belajar menikmati suasana klinik dan rumah sakit di luar jam akademik lain seperti presentasi kasus atau ronde pagi.

Yang sebenarnya ingin saya tuliskan, bahwa jaga malam juga adalah saat interaksi yang lebih jauh dengan teman sejawat sehingga membuat saat penuh kisah dan cerita. Banyak hal-hal unik dan pribadi di sini.

Kasarnya, rekan jaga malam adalah rekan seatap, rekan satu kamar, rekan sepenanggungan. Rekan yang bisa diajak cerita dari cerita bodoh hingga curahan, rekan yang bisa meributkan makan malam yang hendak dipesan, rekan yang bisa berlelucon saat membagi jadwal jaga. Adapun rekan juga yang bisa diajak berebut bantal dan kantong tidur. Atau berebut remote AC ketika ada yang kedinginan dan kepanasan. Sungguh unik dan luas, peran dari rekan-rekan jaga malam.

Ada yang bilang, di koaslah taring terlihat. Pribadi-pribadi menjadi terbukakan, hingga ada yang menyebut bahwa "tidak ada cinta di antara sehidup semati koas". Ya, intinya bahwa hubungan yang ada cukup erat.

Ya seperti rekan-rekan satu kelompok jaga malam di interna ini. Saya mungkin tak akan tahu ada rekan yang toa dan cerewetnya minta ampun dengan rekannya yang selalu menggeplak dia. Ada rekan yang menggunakan aritmatika 2x+y=89 untuk menghitung harga sepotong martabak manis dan martabak telor, serta ingin berfoto -kiyut-kiyut-. Ada rekan yang mabuk (jelas bukan dalam artian mabuk alkohol, namun suasana yang membuat hilang tenaga) dan tidak niat makan saat jaga malam pertama selama hidupnya. Ada rekan dengan lelucon "me-Rumple Leede" leher. Rekan yang seringkali kehilangan apapun itu dari stetoskop, tensimeter, hingga pemutar musik -yang akhirnya ditemukan juga. Ada yang selalu sigap dengan kantung tidurnya. Ada yang selalu mengambil sapunya membersihkan kelas saat jam jaga tiba. Ada yang hompimpah untuk menelpon delivery makanan. Ada yang kebelet defekasi (BAB-red) saat tengah menelpon delivery. Ada yang selalu diapelin oleh kekasihnya saat jaga malam. Begitu warna-warni kehidupan koas.

Kehidupan jaga malam pun dapat melelahkan, apalagi ketika pasien baru datang dalam jumlah yang tak sedikit. Waktu tidur memang berkurang, namun menjadi cerita unik di pagi harinya dan mencoba menebak dan mencenayang, gara-gara muka siapa yang mengundang pasien?

Jaga malam adalah suatu rutinitas kehidupan koas, namun begitu berwarna, begitu unik.
Mengutip salah satu status facebook saya:

Seperih apapun hidup seorang koas, tawa dan riuh rendah teman sejawat menjadi obat.


Dan kelompok jaga malam ini telah berakhir dua hari lalu, dan berharap bahwa keriangan ini dapat terulang di kemudian hari.

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: