Sebuah kabar yang sangat mengagetkan saya tadi sore di kost Andy. Berita ini membuat Dye sampai tidak dapat berkata apa-apa. Semua pesan pendek menyebutkan: dr. Oen telah tiada. Seorang sosok dosen yang akan sulit dicari. Meninggal dalam ketenangan tidur.
dr. Oen Budi Susanto, dosen dari Bagian Biokimia FK Atmajaya. Ya, sebelum saya masuk ke mata kuliah Biokimia II, saya telah mendengar bagian ini cukup menakutkan. Banyak mahasiswa yang tersangkut di mata kuliah ini. Memang, saya akui mata kuliah ini sulit. Di sinilah kelas mulai iajar oleh dosen seperti dr. Jenny, dr. Oen, dr. Sadikin (dosen tamu dari UI), dan dokter-dokter asdos.
Sosok dr. Oen dikenal galak bahkan "killer" oleh angkatan atas. Dan… menurut saya malah jauh dari kesan itu. Konon, katanya ia telah berubah sikapnya sejak operasi transplantasi ginjal. Di balik itu, saya sebenarya tidak begitu mempersoalkan dosen killer. Karena toh tidak demikian adanya, mereka punya metode sendiri dan pada dasarnya mereka baik-baik saja, bukan pembunuh. Kalaupun banyak yang tidak lulus, salah dosenkah?
Sebuah hal yang masih teringat adalah sosoknya yang menerima mahasiswa. Kalau ada persoalan, akan dibantu. Ia sendiri sangat mengenal mahasiswa, siapa yang bermasalah dengan mata kuliah Biokimia, dan lainnya. Bahkan ia sempat bertanya "Apakah bisa ujiannya?" selepas ujian praktikum.
Memang beliau keras dan berpegang pada kejujuran, dan tidak ada kompromi soal ini misalnya menitipkan absen. Suatu hal yang memang salah, dan memang harus ditindak tegas.
Saya sendiri lumayan sering berkomunikasi dengan beliau, karena dulu saya memegang komti (komandan tingkat, seperti ketua kelas) Biokimia I saat semester 2. Yup, mengenal sosok yang religius ini. Beliau selalu menjadi diakon pada misa Rabu di Kapel Rumah Sakit Atmajaya.
Di balik deritanya saat operasi dan mendapatkan keberkahan mukjizat telah dialaminya. Segala kerendahan hati tertunjukkan di dalam doa-doanya sebelum memulai kuliah.
Ini adalah sebuah memoriam.
Selamat jalan dr. Oen. Engkau tetap menjadi guruku.
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: