Minggu, 21 Januari 2007

Haruskah Dokter Berterima Kasih?

Topik ini saya dapatkan ketika membuka milis Dokter Indonesia. Sebuah hal yang ditanggapi, menurut saya, cukup negatif, oleh para dokter di sana. Apakah ini adalah sebuah gengsi yang harus tetap dipertahankan?


Hal ini disampaikan oleh seseorang S, yang mengatakan ia tidak pernah sekalipun menerima ucapan terima kasih dari dokternya. Dengan alasan seperti ketika kita membeli barang di toko, maka penjual akan berterima kasih ketika menerima uang atau menerima kembalian atau memberi barang jualannya dalam kantong plastik ke pembeli. "Terima kasih, pak(bu)."


Di sinilah timbul pertanyaan, apakah dokter yang menerima imbalan dari pasiennya perlu berterima kasih? Di sini juga timbul polemik, di satu sisi apakah dokter yang diuntungkan (dengan menerima imbalan) atau pasien (karena telah menerima diagnosa dan resep), atau dengan sentilan. apa malah perusahaan farmasi yang untung?


Makna Terima Kasih
Apa makna terima kasih sebenarnya? Suatu kata yang harus disebutkan di akhir transaksi? Atau sebuah norma relatif?


Menurut wikipedia Inggris, Terima kasih atau "Thank you" adalah ungkapan rasa bersyukur. Lain lagi menurut Dido, dalam single "Thank you":


I want to thank you

for giving me the best day of my life

Oh just to be with you

is having the best day of my life

Berterima kasih di sini berarti ungkatan setelah kita menerima sesuatu dari seseorang yang pada akhirnya membuat hidup kita lebih baik. Bukan berarti kita menerima sesuatu yang tidak ada makna. Seperti demikian, apakah kita akan berterima kasih setelah kita menerima paket bom atau faeses canis (entah kenapa saya jadi senang menggunakan kata faeses canis, makna ekstrim dengan ungkapan yang cukup sopan?).


Terima kasih bukanlah alasan utama kita agar dapat dipandang oleh orang lain selama badan kita tidak setransparan bakteri sehingg harus diwarna. Terima kasih bukanlah suatu kata tanpa makna baik untuk pengucap dan penerima ucapan.


Buruknya, terima kasih kini hanya sebagai tanda menghormati tanpa diketahui maknanya. akhirnya terima kasih pun seperti kata "Good day".


Apa yang dilakukan dokter, tepatnya?
Ya, sisi ini harus ditelaah. Apa sebenarnya yang dilakukan oleh dokter kepada pasien sedemikian sehingga pasien berterima kasih dan dokter pun akhirnya berterima kasih?


Dokter telah memeriksa pasien, sedikit menyakit dengan injeksi, dan menemukan sesuatu yang menjadi pangkal masalah pasien. Di sini jelas, pasien dalam posisi mengucapkan terima kasih.


Dokter? Dokter menerima imbalan jasanya. Di sini dokter mendapatkan pendapatnya untuk hidup dan keluarganya, membeli perlalatan baru lainnya, ya kecilnya, megepulkan asap dapur. Tanpa pasien, dokter pun tidak bisa apa-apa. Dokter pun dalam posisi berterima kasih kepada pasien.


Jadi, Siapa yang Harus Berterima Kasih?
Kedua-duanya! Siapapun yang pertama menyebutkannya terlebih dahulu. Jika pasien, menyebutkan terima kasih, maka sambutlah dengan "Terima kasih kembali" atau "Sama-sama". Tidak ada alasan apapun dari dokter untuk berdiam diri atau tidak menyebutkan terima kasih.


Memang pada praktiknya, biasanya pasien yang prtama kali menyebutkan terima kasih. Maka dokter menyambutnya dengan ucapan jawaban. It's enough. Ucapan "terima kasih kembali" dari dokter menandakan ia pun berterima kasih pada pasien. Kalau pasien tidak menyebutkan duluan, ucapkan terima kasih. Itu pun tidak ada balasan dari neraka.


Kita pun harus berpegang dalam aturan emas. Lakukan seperti apa yang ingin orang lain lakukan padamu.


Dokter pun Jangan Sombong
Dokter pun jangan memosisikan dirinya sebagai dewa yang patut dipuja dan disyukuri. Hal ini tak jarang membuat dokter besar kepala. Dokter dan pasien, memang ada yang lebih tinggi?

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: