Hari ini hari ketiga yang ditetapkan menjadi libur lebaran. Hari ini sepi walau tidak begitu suram durja. Medulla spinalis dengan jaras-jarasnya tetap menghantar impuls ke korteks serebri, walau zat protein penduduk reseptor sensorik begitu leganya mencari tempat yang dia inginkan.
Mulai dengan bangun pagi ketika tidur REM (Rapid Eye Movement) telah mencapai titik nadir. Hari ini dimulai dengan niat baik, belajar. Ya, ujian farmasi kedokteran yang-gosipnya-ujiannya-sebagian-essay-hapalan, sebuah mimpi buruk bagi penderita dementia kronika seperti saya.
Dengan kegiatan biasa yang sebenarnya tidak perlu dan tidak penting untuk ditera di blog ini. (Tak perlu saya menuliskan bagaimana sinergi kerja otot fleksor dan ekstensor lengan untuk proses suapan, bukan?).
Di mulai dengan pikiran yang sebenarnya tak cukup jernih. "Mulailah dengan belajar" Ah, apa yang ada di pikiran tidak sesuai dengan apa yang dilihat, mudah-mudahan ini bukan sebuah waham. Akhirnya saya berusaha, dengan sedikit berkilah, membuka teve dan ya, melihat program idul fitri di saluran yang ada, bolak-balik membuka Celestial atau Channel News Asia. Saluran Indonesia hanya diisi laporan kelengangan Jakarta dan hikmatnya shalat Ied. Ya, terlalu universal dan tertebak isinya. Sedangkan CNA masih bercuap-cuap kegelisahan dari insan ekonomi Amerika dengan ditolaknya RUU Bailout oleh majelis senat.
Tutup.
Saya memilih melenggang ke dapur. Melihat mungkin makanan yang dapat memberi rangsangan lebih atas sensor males-banget saya. Masak Indomie goreng 2 bungkus dan Pop mie cukup menggoda bukan?
Setelah makan, mode konsentrasi pun dihidupkan. Buka slide di komputer (yang sebenarnya di dalamnya lebih banyak godaan). Saya memilih slide oftalmologi (ilmu penyakit mata). "Anatomi dan Fisiologi Mata" (Pelajaran anak semester 2-3 seharusnya, memalukan bila anak semester 7 tidak paham). Ya dimulai dengan bulbus okuli, adneksa okuli, rongga orbita... Bukannya saya
tidak paham, tetapi entah mengapa, saya kian merasa mengantuk.
Zzzz....
Dueng Dueng
Er, sebenarnya bukan "Dueng Dueng", tapi saya tidak menemukan onomatope yang tepat untuk melukiskan bunyi nada dering penanda pesan dari telepon seluler ini. Suara cukup -sangat- keras. Ya, sengaja ditetapkan demikian, daripada nanti ada yang manyun orisnya (mulutnya, red). Apalagi dia tampaknya sudah kesal karena smsnya kerap lama -bahkan pernah tak sama sekali- saya balas, karena adanya defek pada saraf vestibulokoklearis saya. Gomen, pat.
Cukup dengan suara nada dering. Saya terbangun, melihat sms dari Pramanta yang saya minta undangan untuk game berbasiskan web, e-republik. Tetapi ketika di cek kotak mail, nihil. Nantilah saya akan beritahu Pram lagi.
Sadar bahwa slide mata belum selesai, maka saya lanjutkan dengan slide "Pemeriksaan Mata", mulai dengan Snellen Chart, Jagger Chart, Tonometri, dan lainnya. Entah kenapa terbesit di otak, untuk mengorek-ngorek FS. Saya langsung terpikir untuk mencoba mengorek teman-teman lama yang jejaknya sudah tak terdengar lagi oleh saya. Mulai dengann mengeset umur 20-22 dan sekolah di "Suster". Haha, ketemu banyak teman-teman lama, yang terus-terang saya lupa namanya. Sial, dementia kronika mulai menjadi fulminan. Ada yang saya tebak-tebak karena yang bersangkutan menggunakan nama yang aneh binti ajaib. Bagaimana bisa, nama asli saja lupa apa lagi nama gaulnya? Oh my... Tapi saya menemukan banyak nama lama, dan mudah-mudahan mereka menyetujui akun saya untuk bergabung dengan akun mereka. Ya, kalau ditolak ya, wallahualam...
Akhirnya hari pun berlanjut dengan menulis blog ini. Ah sudah lama tidak menulis blog. Tapi agak males, sepertinya blog ini kian sepi saja, dan rodent-rodent pun berkeliaran.
Catatan judul:
Urtikaria (hives, biduran, kaligata), adalah sebuah morfologi kelainan kulit dengan penonjolana yang diakibatkan vasodilatasi akibat reaksi hipersensitifitas (biasanya tipe I). Urtikaria biasanya timbul sangat cepat setelah terkena kontaktan dan akan menghilang secara perlahan di bawah 24 jam. Penulis ingin menandakan bahwa hari ini datang begitu cepat dan selesai begitu lama...
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: