Minggu, 25 Januari 2009

Menjadi Unik Tidaklah Salah

Karena unik, disebutnyalah manusia.

Inilah apa yang kita sebut dengan hidup seorang manusia.
Ia berdiri dengan kakinya sendiri.
Ia bernapas dengan paru-parunya.
Ia berdetak dengan jantungnya.
Ia berpikir dengan girus-girus otaknya.

Ia takkan pernah dapat untuk memerintahkan tangannya untuk bergerak dengan jaras saraf orang lain. Ia takkan pernah dapat untuk tertawa menggunakan otot wajah orang lain.

Inilah manusia dengan kepribadian uniknya. Ia memang memiliki fisiologi yang sama. Asetilkolin (sebuah jenis neurotransmitter) yang ada sama dengan apa yang ada dengan orang lain. Begitu pula dengan asam lambung yang mencerna makanan bagi sel-selnya. Namun yang membedakan dirinya adalah masing-masing memiliki akal budi yang berbeda.

Terkadang kita berpikir, mengapa kita sulit untuk dapat menerima seseroang dalam hidup kita. Kita di sini cenderung egois dengan memberikan sawar (penahan) elektif dan protektif. Sawar ini dibentuk sedemikian rupa agar segala kerugian tidak masuk ke dalam diri kita. Anggaplah seseorang itu adalah perompak zolim, kita akan lari karena kita tak ingin dirompak olehnya.

Namun apabila sebenarnya orang tersebut tidaklah seburuk apa yang kita persepsikan. Kita adalah manusia unik yang memiliki persepsi yang berbeda pula, walau sedemikian mili adanya. Ketika kita bermasyarakat kita akan bertemu dengan berbagai kepribadian yang ada. Masing-masing ialah unik. Namun kita sendiri sering kali merasa sulit melakukan aklimatisasi dengan keadaan yang ada.

Begitu pula misalnya dengan orang yang berkeluarga atau memiliki perjanjian khusus dalam membina hubungan yang lebih mendalam. Masing-masing walau dengan aklimatisasinya yang ada, tetap harus ada sisi yang menerima keunikan itu adanya. Masing-masing tidak akan pernah dapat sepikiran, karena kita tidak satu otak dan satu batang tubuh.

Maka menjadi pribadi yang unik tidaklah salah, karena itulah kita disebut sebagai manusia. Terimalah ini adanya, kawan.

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: