Selasa, 03 Februari 2009

Arti Sebuah Nama

"What's in a name" - William Shakespeare
Sebuah nama adalah sebuah identitas manusia. Dengan inilah seseorang disebut, dipanggil. Dengan ini pula ia meninggalkan sebuah kehidupan ketika ia mati. Orang mungkin tak tahu bagaimana rupanya namun tahu namanya. Menjadi sebuah kenihilan bila kita tidak tahu namanya.

Itulah, Valentinus Andreas Erick Haurissa.

Andreas dan Erick

Saya terlahir dengan Andreas Erick Haurissa. Kemudian ketika dibaptis di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus, Jakarta, tidak lagi diberi nama baptis karena sudah tertera Andreas.

Nama kecil saya, Erick. Nama ini juga sebutan di keluarga besar. Entah mengapa nama tionghoa saya tidak begitu melejit, 张俊豪 (zhang jun hao). Nama tionghoa saya juga berbeda dari sepantaran saya. Saya menggunakan 俊 (jun) bukan 锡 (xi), karena kakek dari ibu menggunakan 锡, Ketika ia sudah meninggal, maka saya baru bisa menggunakan 锡. Akhirnya nama saya:

張錫豪(zhang xi hao)


Nama Andreas tidak begitu populer, karena saat SMP dulu ada juga nama yang mirip, Andryes. Nama Erick pun begitu, ada Erick Pranoto. Maka saya dikenal dengan: Andreas Erick saat SMP.

Valentinus

Nama Valentinus sendiri adalah nama Sakramen Penguatan atau Krisma (Saya lupa tahun berapa tepatnya, tetapi antara 2001 atau 2002).

The Ericks

Eric Sulistio, Andreas Erick Haurissa, Erik Japri, Limerick Kurniawan, Eric Nauli Sihite

Nama SMA menjadi tumpah ruah. Ada banyak Erick disitu! Andreas Erick, Erick Japri, Limerick Kurniawan, Erick Nauli Sihite, Eric Sulistyo, Erick Tjahyadi, Marselinus Erick. Lucunya, semua nama Erick luluh. Masing-masing memiliki nama panggilan yang tidak ada nama Erick sama sekali: Hau, Dayak (Andreas Erick), Japri (Erick Japri), Lim, Ebol (Limerick Kurniawan), Dagu, Gundam (Erick Nauli Sihite), Kiwi, Etip (Eric Sulistyo), Tjah (Erick Tjahyadi), Eble (Marselinus Erick).

Hau-Hau-Hau

Hau? Ya, Hau. Di sinilah nama Hau pertama didengungkan. Kata terakhir di nama saya, Haurissa, selama ini hanya disentuh oleh A Ma (Nenek ayah) yang memanggil A Hau. Selebihnya nama ini tidak pernah dipakai lagi.

Haurissa. Adalah nama yang.. cukup unik. Saya sendiri tidak pernah bertemu langsung dengan orang bernama Haurissa, kecuali kalau saat googling atau coba mencari di facebook. Haurissa adalah nama yang konon diberikan Tua Kou (Kakak ayah paling tua) karena nama Tionghoa saya, Hau, maka dicarikan padanannya Haurissa.

Nama ini saking asingnya pernah diubah-ubah oleh teman SMP menjadi Hiaurissa, Horizontal, dan entah apa lagi.

Nama ini menjadi puncaknya saat SMA. Semua memanggil saya dengan Haurissa dengan berbagai derivasinya: Haubee, Haubai (Ini artinya kotor sekali - khas anak CC), Hau-hau, Hau-u-ooo (khas Tarzan), Hau-hau-hau (Seperti anjing menyalak), Hauhahahahahau (gaya orang primitif). Entah apa lagi.

Hau kembali terbawa saat kuliah. Mungkin gara-gara teman CC yang membawanya. Sorakan: "Hau-hau-hau How Are You?" Khas UKM Sorak-Sorai (Bong dkk) menjadi hits. Namun ini memudar.

Ada yang menarik pula dengan nama Haurissa. Nama ini ternyata adalah nama khas untuk masyarakat timur Indonesia (Maluku, Papua). Padahal saya adalah WNI Keturunan China. Bahkan sampai orang Bagian Pendaftaran di Universitas pernah bingung, nama Haurissa kok China? ~ Halah.

Saya pun hanya tersenyum simpul.

1 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

  1. Hallo Erick,
    saya Richard Haurissa, ingin sedikit sharing, bahwa Haurissa itu merupakan nama marga di Maluku, coba dicari tau, apakah nenek moyang pernah tinggal di Maluku. Saya sebagai marga Haurissa sangat tertarik untuk membahasnya. Oiya, yang di fb apakah mau di remove dari group Haurissa

    BalasHapus

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: