Minggu, 09 Juli 2006

Kematian Pasien - Bagian 2

Thanks buat yang sudah komentar di bagian Kematian pasien yang pertama... Sekarang mau saya lanjutin lagi...

Inspirasi ini muncul lagi ketika saya membaca Say Hello to Black Jack volume yang 8.
Halaman pertama sudah trtulis:

Kematian apa itu sebenarnya
Apa kau tidak punya kekuatan?


Untuk yang mengikuti komik ini, ini adlah kisah terakhir dari Edisi Kanker Nyonya Tsujimoto yang terkena Karsinoma Pankreas (Kanker Pankreas). Edisi ini benar-benar memainkan emosi saya. Bagaimana caranya kamu menghadapai kematian pasien?

Sebuah kalimat yang membuat saya cukup berpikir banyak dari dr. Usami (nama salah satu dokter di cerita ini):

Ilmu kedokteran itu...
Bukan cuma memberi obat, melakukan operasi
Menyembuhkan penyakit atau luka
Ilmu kedokteran bukan untuk menghindari kematian
Ilmu kedokteran itu...
Memikirkan bagaimana cara menghadapi kematian.

Hidup dan mati hal yang alami bagi makhluk hidup
Entah sejak kapan dokter hanya bertugas menyembuhkan penyakit
Akhirnya kita harus menyerah pada kematian
Tapi.. apakah kematian berarti kekalahan?

Apakah sebenarnya kematian itu?
apakah mati berarti kalah atau ketidakbahagiaan?
Sehingga kita harus menghindarinya?

...
Taka ada seorangpun yang tertarik menangani pasien yang sudah jelas akan meninggal...
Tugas dokter adalah MENYEMBUHKAN PASIEN
Itu saja yang ada di otak kebanyakan dokter.


Kata-kata yang membuat saya terus berpikir. Hingga saya malah mengucapkan selamat pada diri saya: "Welcome to the life". Sebuah hal yang juga saya pikirkan di blog yang lalu ternyata disampaikan oleh tokoh utamanya, dr. Saito.

Indra saya mungkin makin tumpul ya.
Karena ini rumah sakit
wajar bila ada orang yang meninggal
Waktu Nona Utsumi meninggalpun
Saya bekerja, makan, dan tidur seperti biasa

Jujur saja, sampai sat ini saya belum bisa memosisikan diri saya ke tempat yang tepat untuk menghadapi kematian dalam relasi pasien dan dokter. Apa karena saya masih jauh dari masa klink? tapi saya sendiri berusaha memosisikan diri saya sekaan telah masuk klinik, karena tujuan saya toh bukan preklinik.

Mempelajari ilmu kedokteran seakan masuk ke dalam lembaran penuh tinta hitam. Gelap. Bagaikan berada dalam dua ujung gunting. Yang satu berniat menyembuhkan, yang satu demi kepentingan pribadi. Dan tidak jarang bila kedua mata gunting itu berdekatan dan menyatu, bisa terjadi robekan, bila keduanya memiliki ketajaman berupa dominasi.

jelas, kematian bagi seorang pasien yang tidak terselamatkan, adalah hal yang berat untuknya. ketika ia berusaha membahagaiakan dirinya atau membuat perumpamaan yang sekana dapat emmbuatnya melupakan dunia ini. Seperti mengatakan ini adalah dunia fana, toh akan lenyap dalam diri saya ketika meninggal. Untuk apa saya harus takut? Atau bisa saja menganggap bahwa diri ini sendiri jadi toh tidak apa-apa saya mati.

Saya sadar bahwa itu hanya pelarian dari fakta kematian. Dalam diri mereka masih ada rasa takut "Saya takut mati" dan sadar masih ada masalah di dunia yang harus diselesaikan. Sebab perasaan orang mati tidak dapat diubah oleh orang yang masih hidup...

Salah satu yang terberat adalah mengatakan kepada keluarganya bahwa ia akan mati. Apalagi dalam kasus Ny Tsujimoto ini ia berusaha membahagiakan anaknya sebelum ia tak dapat lagi melihat mereka.

Ibu kena kanker
Ibu bingung sekali ketika pertama kali mendengar penyakit ibu ini
Ibu merasa tidak pernah melakukan hal yang buruk
Ibu juga tak tahu apa penyebabnya
Itu yang membuat ibu kesalI
Ibu mungkin tak bisa bersama kalian sampai besar
Ibu sebentar lagi meninggal


Kematian itu berat.
Berat.

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: