Jumat, 12 Februari 2010

Memoar IKM: Oncom dan Peneguhan

Hari ini, 12 Pebruari 2010, akhirnya saya menyelesaikan rotasi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Hari diselesaikan dengn ujian tutor dan masih menyisakan hutang kami, sebuah ujian yang harus dilaksanakan saat setelah seluruh rotasi berakhir. Yup rotasi yang dijalankan dari 30 November 2009 memberikan kesan bagi saya. Sebuah kesan yang menarik.

Rekan-rekan Sableng, Luar Biasa, dan Oncom

Belajar atau... Tidur?

Kami bersembilan belas. Sebuah kelompok yang cukup, namun tetap saja sering dikatakan "rombongan pasar" karena ributnya minta ampun. Dan saya juga pertama kali bertemu dengan rekan-rekan yang belum kenal sebelumnya dan ada juga beberapa yang sudah pernah berjumpa di siklus Bedah.

Memang pada awalnya kelihatannya adem-ayem. Masing-masing bak belum menunjukkan taringnya. Namun sembari berjalannya waktu, mulailah bisnis peroncoman. Oncom? Yup, sebutan khas dari Michelle yang konon sebagai pronomina pengganti kata "o-on", dan akhirnya melegenda di IKM. Panggilan itu tak hanya kepada seseorang dan bahkan siapapun bisa menyandang nama "oncom". Oncom sudah seperti "panggilan sayang". Akhirnya guyonan oncom-oncoman semakin naik daun. Dan, mungkin sejak saat itu, suasana mencair.

Mungkin saya dulu tak pernah mengenal mereka dan hanya sebatas sapa. Namun riuh-rendah telah dimulai.

Ice Breaking

Di IKM, memang waktu lebih luang dibandingkan rotasi yang berbasis bangsal rumah sakit. Jam 13:00 adalah waktu pulang. Dan tak jarang waktu-waktu ini dimanfaatkan untuk apapun. Sebut saja: makan di Pluit Village, makan di Emporium, makan di Kantin, karaoke di Pluit Junction. Tampak hedonista ya? Tapi suasana semakin pecah di saat-saat itu.

Dengan semua hal-hal yang dilakukan, wajah ini kian ditelanjangi. Mungkin heran melihat saya yang "agak rakus" (salahkan lambung saya!), Michelle yang "makin dong-dong", Ririn dengan perilaku bayi sehat, Tia dengan kehebohan dan tawanya, Irene dengan kebawelannya, Stacy dengan aksi nekatnya, Ricky Pantat dengan salah satu asetnya yang merupakan yin-yang bersama saya, Andi Tan dengan ocehannya (makanya sempat masuk Pengadilan kan di?), Vonny dengan chichongfan dan nasi babi, Christ dengan paparazinya, Vani dengan "maaf ya..." dan semuanya rekan-rekan di IKM yang luar biasa. Tak lupa juga dengan kompetisi Plant Versus Zombie di kala senggang.

Tawa tak hanya berhenti saat bersama. Bahkan di Facebook dengan "banci comment-nya" menjadi penggerus duka.

Hiduplah dengan Ceria, Koas

Koas memang perlu ceria. Tak hanya murung, apatis, dan lainnya. Bahkan di kala kami mendapat kabar ujian tertunda, untuk apa terus bersedih? Ceria!

Makan-makan!

Begitu banyak banyolan aneh dari segala detik. Dari banyolan sehari-hari, banyolan saya sang best seller (penting nih ini didokumentasi), hingga banyolan a la Puskesmas Stacy. Eiittss... saya best seller? Iya! Hahahaha... Saya memiliki enam "Desperate Hau's Wife". Dasar poligami! Emang ini hanya lelucon, tidak ada benar-benarnya, salah luar biasa. Tapi ini hanya sekedar agar IKM kian ceria!

Apa yang Dilakukan, Sebenarnya?

Mungkin Anda bingung, dari tadi saya hanya menuliskan hal-hal sableng, banyolan, ceria. Apa sih sebenarnya yang dilakukan di IKM? Ya tugas pokok kami tetaplah sebagai koas. Pada minggu-minggu junior, kami melaksanakan program Sanggar Kegiatan Remaja Sehat (STARE) di RW 06 dan 16 Kelurahan Penjaringan. Ya sesuai dengan prinsip manajemen, kami merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kerja-kerja kami. Selain itu kami juga mendapatkan tutor dari dosen pembimbing. Setelah itu di minggu senior, kami turun ke Puskesmas. Beberapa pengalaman saya di Puskesmas sudah sempat saya tuliskan di blog ini.

STARE di Kel. Penjaringan

Saya dan rekan di Puskesmas Kamal Muara

Saya mendapatkan banyak hal, dan yang terpenting adalah peneguhan saya terhadap kepercayaan diri saya sebagai dokter. Kemudian bagaimana turun ke masyarakat, menjadi dokter sejuta masyarakat. Berempati, mengolah komunikasi yang baik, dan melihat sistem kesehatan di negara ini.

Ohya, kami juga turut membantu bakti sosial dalam perlindungan anak jalanan dari Dinas Sosial. Dan menyadarkan saya bahwa masalah-masalah seperti ini adalah lingkaran setan, yang perlu diatasi secara serempak oleh semua sektor-sektor yang ada.

Jadi?

Saya mendapatkan banyak hal. Namun yang paling berkesan (yang terpenting tak selalu harus berkesan kan?) adalah keluarbiasaan para oncom. Ingin kali suatu saat kita bisa berkumpul lagi. Terima kasih dosen pembimbing di IKM, terima kasih teman-teman di IKM. Sukses selalu beserta kita!

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: