Hari ketiga, dimulai dengan kuliah Anamnesa dan Pemeriksaan Neurologi oleh dr. Dewi SpS. Kemudian kuliah Pemeriksaan Abdomen Anak oleh dr. Irene, SpA, dan Pemeriksaan Mammae oleh dr. Bonifacius Lukmanto, SpB.
Kuliah pemeriksaan neurologi banyak sekali memutar otak dan memacu otak untuk mengingat lagi bahan neurologi yang saya sudah selesaikan di semester 6, alias satu tahun lalu. Saya berusaha mengingat apa itu Tes Kernig, Burdzinski 1 dan 2, tes kaku kuduk untuk rangsangan selaput meningeal. Berbagai uji saraf kranialis juga. Memang cukup membantu, karena sebelumnya saya sudah mencoba mengulang bahan dari checklist yang ada. Saya berusaha untuk membangkitkan semangat lagi dan membuka buku buku neurologi. Begitu pula pada kuliah-kuliah berikutnya.
Ada rasa yang muncul lagi saat panum ini saya lakukan. Saya harus mengulang dan mengulang bahan-bahan yang sudah lalu. Bahan-bahan yang dapat saja sudah terlupa. Ada juga hasrat untuk mengulang lagi bahan farmakologi, patologi klinik. Bahan penting yang terlupa beriringan dengan waktu.
Hari keempat, hari ini. Dimulai dengan kuliah mengenai Mortalitas dan ICD dari dr. Sarimawar Djaja, MKes. Memang harus kita sadari bahwa data epidemiologi yang ada di Indonesia masih sangat buruk dibandingkan dengan negara maju. Namun hal ini tentu harus diperbaiki. Caranya? Mulailah dari diri kita sebagai dokter untuk mau membuat catatan yang baik akan epidemiologi. Kuliah lainnya, Pemeriksaan thorax anak oleh dr. Elvira, SpA juga memacu otak untuk membuka lagi materi pemeriksan fisik.
Kuliah Keperawatan dari Ns. Melissa Wahyu, SKep juga membuka wawasan apa itu keperawatan dan bagaimana seharusnya hubungan mitra antara kedokteran dan keperawatan. Dan bagaimana juga seorang dokter muda harus bersikap. Saya rasa yang perlu adalah kearifan antara keduanya dan hubungan yang profesional. Sebenarnya ini berkaitan juga dengan diskusi Etika Kedokteran bersama dr. T. Sintak Gunawan, MA yang mengangkat kasus e-mail keluhan pasien akan RS G di kota M. Memang terjadi perdebatan dan diskusi, mengapa RS melakukan begini, mengapa pasien begitu. Yang menjadi kesimpulan dari diskusi adalah seorang dokter harus menjadi orang yang tulus, rendah hati, profesional dan berdedikasi tinggi. Dengan seperti ini, apapun yang terjadi pada pasien bahkan meninggal, kerabatnya akan tetap menghormati dan berterima kasih kepada dokter karena ketekunan dan keseriusannya.
Saya terus berpikir sepanjang pulang di dalam taksi. Saya harus mampu untuk menjadi dokter idaman itu. Saya masih ingat kisah dr. Saito di Say Hello to Black Jack, hingga akhir hayatnya pasien berterima kasih pada dokter karena ketekunannya kepada pasien.
Dan sore hari, sesampai di rumah. Ada pesan SMS di telepon seluler saya. Katanya, nilai semester ini sudah ada di internet. Saya mulai panik, walau tidak keringat dingin atau takikardi. Membuka nilai...
Ilmu Kedokteran Forensik C
Kedaruratan Medik A-
Ilmu Bedah II B
Radiologi A
Anestesiologi A-
Ilmu Kedokteran Jiwa B
Terlepas ada nilai C, hehehe.... Saya sangat bersyukur pada Tuhan Yesus. Akhirnya perjuangan 4 tahun di kuliah SKed, lulus! Dan siap mengarungi 200961!
Saya Lulus!!!!
*Masih terharu
*Buat Patsy yang juga lulus semua, tetap semangat UK IKMnya ^^
0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:
Posting Komentar
Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: