Rabu, 01 Juli 2009

Ujian Anestesiologi: Keajaiban?

Sumber Gambar: medgadget.com

Ujian anestesiologi, entah kenapa selalu menjadi yang terberat, begitu pula dengan UTS. Bahannya memang adalah ulangan dari ilmu-ilmu fisiologi dan farmakologi. Tapi dasar memang otak ini, semua bak ditelan bumi.

Ujian kali ini berkesan. Karena saya sakit di H-1 ujian. Demam 39C, bahkan sempat menggigil, efek parasetamol pun hanya berlangsung sekelebat. Akhirnya minum trimetroprim dan sulfametoksazol (bener ga ya namanya hehehe).

Alhasil belajar sangat-sangat tidak maksimal. Saya hanya bisa meringkuk di depan diktat, sembari mengumpulkan asa untuk membuka lembar demi lembar diktat. Diktat sih terbaca, ya hanya terbaca. Sedikit sekali yang menempel di otak. Alhasil tidur super tidak tenang. Konon, menurut nyokap, saya sempat mengigau.

Alhasil pagi dimulai dengan sangat suram. Bertemu dengan Patsy di perpustakaan. Kemudian kelak datang si Prianto, Eric, dan Debby. Mereka bilang saya yang paling siap. Ya mungkin ditilik dari saya yang libur ujian dari Jumat minggu lalu. Oh my...

Saya mulai berkeringat dingin. Mereka mulai membahas bahan. Begitu lancarnya. Saya hanya bisa harap-harap cemas dengan membuka diktat. Ya sudah, saya memutuskan untuk membahas bahan setelah saya kelar mengulang bahan. Tetap saja, apa yang tertulis hanya seperti news ticker. Lewat saja.

Ok, saya mendengar diskusi bahan mereka. Kemudian datang Andy dan saya membahas bahan dengan Andy. Ya cukuplah buat saya.

Ketika masuk ke ruang ujian. Saya bisa mengerjakan 60% (mudah-mudahan) yang saya yakin bisa. Dan yang lain walahualam deh. Mudah-mudahan anestesiologi ini lulus. Sangat tidak lucu kalau harus Ujian Ulangan Khusus.... AARRGHHH.... Lulus dengan C saja, saya sudah sangat bersyukur.

Kyrie, eleison... (Lord, have mercy)

0 buah diagnosa diferensial telah diberikan:

Posting Komentar

Para konsulen dipersilahkan menuliskan diagnosa diferensial untuk kasus ini: